Selasa, 30 Oktober 2012
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni
A. Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan
ialah kesadaran subjek akan objek, sadar akan sesuatu, tertangkapnya objek oleh
subjek, bersatunya objek deng subjek, apa yang dialami oleh indra. Ilmu
pengetahuan ialah pengetahuan yang disusun secara sistematis, metodis dan
isinya dapat dipertanggung jawabkan. Dalam bahasa Yunani dikenal istilah logos.
Dikatakan logos apabila memuat nilai-nilai yang bersifat ilmiah.
Karakter
yang spesifik pada ilmu pengetahuan ialah usaha pencapaiannya yang metodologis,
sistematis,berlaku umum, bebas nilai meskipun ilmu pengetahuan itu sendiri
adalah nilai dalam arti sebagai sesuatu yang bermakna.
B. Teknologi
Kata
teknologi berasal dari kata Yunani techne yang berarti cara dan logos berarti
ilmu pengetahuan. Teknologi adalah ilmu pengetahuan tentang teknik yang
merupakan ilmu terapan. Teknologi tidak sama dengan teknik. Teknik bukanlah
ilmu kecuali ilmu-ilmu tentang teknik. Teknologi sebagai ilmu terapan mempunyai
arti yang lebih luas daripada penerapan ilmu. Karena penerapan ilmu hanya
mencakup ilmu tertentu. Sedangan teknologi tidak terbatas pada satu ilmu.
Teknik adalah serangkaian cara yang distandarisasi agar bisa mencapai hasil
yang sudah diperhitungkan sebelumnya.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi berkedudukan saling membutuhkan. Ilmu pengetahuan
menghasilkan teknologi dan teknologi memungkinkan ilmu pengetahuan semakin
mendalam.
C. Seni
Bicara
tentang seni bisa ditemukan secara mendalam di dalam Estetika atau Filsafat
Keindahan. Estetika lebih menekankan pengalaman subjek, kurang memperhatikan
objek pengalaman entah matural object atau artificial object. Sedangkan
keindahan mengacu pada subjek yang mengamati disebut keindahan subjektif dan
keindahan yang didasarkan pada apa yang diamati disebut keindahan objektif.
Seni
mempunyai arti pengetahuan tentang ketrampilan atau kemampuan manusia untuk
menguasai apa yang ia kerjakan. Ada 2 tokoh utama dalam estetika, yaitu Plato
dan Aristoteles. Bagi Plato, seni merupakan tiruan dari dunia idea. Seni yang
sesungguhnya ada didunia idea. Sedangkan bagi Aristoteles (murid Plato), seni
merupakan tiruan dari dunia empiris.
Kemudian
muncul apa yang disebut ars humana dan ars divina. Ars humana adalah seni hidup
manusia tercakup di dalamnya bagaimana bertingkah laku dan bagaimana mengelola
alam. Sedangan ars divina adalah seni yang dilihat sebagai berpartisipasi dalam
karya Ilahi.
Dari segi
waktu dan ruang, kesenian terbagi atas seni temporal, yaitu kegiatan seni yang
menekankan pendengaran dan seni tata ruang, yaitu seni yang berhubungan dengan
penglihatan.
D. Ilmu Pengetahuan dan Kitab Suci
Kurang
lebih 40 tahun terakhir ini terdapat banyak pembaharuan dalam eksegese (ilmu
penafsiran Kitab Suci) dan teks Kitab Suci memang sama namun pengertiannya yang
duli di up to date sehingga
kontekstual.
Tahun 1893,
Paus Leo XIII mengeluarkan ensiklik yang mendorong penafsiran. Tahun 1910 –
1920 Komisi Biblis di Roma mengawasi dan melindungi tafsiran yang tradisional.
Tahun 1920 – 1930, pendirian kaum tradisional makin kuat sampai-sampai banyak
profesor yang berbeda pendapat digeser.
Tahun 1943, Paus Pius XII
mengeluarkan ensiklik dalam hal:
1. kelonggaran dan kebebasan untuk menafsir
2. diwajibkan pembaharuan eksegese
3. ditegaskan untuk memperhatikan gaya-gaya
sastra.
Demi jelasnya dapat dilihat
bagaimana dulu dan sekarang Kitab Suci dipandang:
1. Dulu:
a. Kitab Suci adalah kitab yang ditulis di
suga oleh Allah sendiri, kemudian diturunkan ke dunia
b. Kitab Suci adalah 100% sabda Allah
c. Kitab Suci sebagai sabda Allah bersifat
mutlak
d. Kata-kata Kitab Suci didekte oleh Allah,
pengarang hanya sebagai tukang catat
e. Kitab Suci dengan sifatnya yang mutlak
dianggap tidak dapat keliru dari segi apapun.
f. Kitab Suci merupakan dogma (ajaran yang
harus diimani)
g. Ayat-ayat Kitab Suci dipakai sebagai
senjata untuk mengalahkan musuh di medan perang.
2. Sekarang
Kitab Suci adalah 100% sabda Allah, 100% sabda manusia.
Artinya sungguh-sungguh sabda Allah. Disamping itu ada keterlibatan manusia
yaitu si pengarang. Allah bersabda melalui dan didalam pengarang. Kata melalui
menunjukkan otoritas Allah. Sedangkan kata di dalam menunjukkan adanya
keterlibatan pengarang.
a. versi penulisan mengikuti bakat si
pengarang
b. dipengaruhi oleh mileu (lingkungan) si
pengarang
c. berdasarkan bahasa si pengarang
d. mempnyai pandangan pribadi dan menggunakan
macam-macam sastra.
3. Kitab Suci bukan Buku Ilmu Pangetahuan
Tidak ada kontradiksi antara kebenaran ilmu pengetahuan
dan kebenaran Kitab Suci, yang penting harus dipahami bahwa Kitab Suci tidak
bermaksud untuk mengajarkan ilmu pengetahuan, melainkan untuk mewartakan karya
keselamatan.
4. Galileo Galilei (1564 – 1642)
Ia adalah cendekiawan Italia, seorang astrolog penganut
Copernicus yang telah menyelidiki bahwa heliosentris. Planet-planet lain
termasuk bumi mengitari matahari. Ditegaskan bahwa setiap hari, bumi berputar
pada porosnya selama 24 jam. Hal yang demikian menimbulkan konflik antara Galileo
dengan hirarki dalam gereja. Tetapi Galileo tetap membela diri dan
mempertahankan faham heliosentris.
5. Ilmu Pengetahuan dan Iman
Gereja mengakui ilmu pengetahuan sebagai hal yang wajar,
dimana ilmu pengetahuan mempunyai norma tersendiri. Justru karena diciptakan
oleh Allah Yang Mahabijaksana maka semua yang ada menjadi unik menurut tata
tertibnya masing-masing. Oleh karena itu gereja harus mengakui dan mengindahkan
kekhasan ilmu pengetahuan.
Kesesuaian yang fundamental antara penemuan ilmiah dengan
norma-norma moral meniadakan timbulnya konflik. Semua metode, semua motivasi
dan semua hasil ilmu pengetahuan senantiasa perlu dikritisi, tidak bisa
diterima begitu saja.
6. Sarjana dan Ilmu Pengetahuan
Sarjana adalah predikat formal yang disandang oleh seseorang
karena kapasitas ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Seyogyanya seorang sarjana
memiliki tanggung jawab moral dalam hal mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang
dimilikinya.
Fungsi utama ilmu pengetahuan adalah menjadi landasan
keputusan secara benar, terlebih menyangkut pekerjaan yang secara langsung
berhubujngan dengan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh.
Seorang sarjana dikatakan
beriman apabila ia mampu mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya secara benar dan
baik. Benar berarti ada korelasi antara keputusan dengan ilmu pengetahuan yang
mendasari keputusan. Baik berarti tidak membelokkan nilai ilmu pengetahuan yang
berdampak merugikan orang lain.
7. Dampak teknologi
Manusia senantiasa berhadapan dengan teknologi, karena
teknologi merupakan buatan manusia. Teknologi mambawa dampak yang positif dan
negatif tidak karena teknologinya tetapi karena manusia selaku pengguna
teknologi. Dampak positifnya adalah pekerjaan semakin efisien, produksi semakin
meningkat, hidup manusia menjadi lebih mudah. Sebaliknya teknologi juga membawa
dampak negatif karena ada keterlibatan manusia didalam menggunakannya.
Teknologi bisa membahayakan manusia bahkan memusnahkan kehidupan manusia itu
sendiri. Dampak negatif lainnya ialah meningkatkan pengangguran karena
digantikan oleh alat
Teknologi juga bisa dipakai untuk melestarikan kekuasaan,
misalnya untuk mensosialisasikan kehendak pemerintah yang menggiring rakyatnya
demi kepentingan pemerintah. Teknologi digunakan untuk menekan pihak lain
bahkan untuk menjajah bangsa lain. Diharapkan teknologi sebagai hasil pikiran
manusia akan ikut menjaga dan senantiasa dimanfaatkan bagi kesejahteraan
manusia, bukan untuk mendehumanisasi martabat manusia.
Teknologi hendaknya dihayati sebagai karunia Tuhan untuk
memelihara, mengembangkan dan memanfaatkannya secara manusiawi. Kemajuan ilmu
pengetahuan teknologi, dan seni tidak dapat dihindari sejalan dengan makin
pesatnya daya pikir manusia.
E. Peran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Penguasaan
IPTEK merupakan syarat mutlak dalam era globalisasi untuk bisa memproduksi dan
memasarkan produk (barang dan jasa). Fakta menunjukkan, teknolog makin canggih
hingga manusia tidak bisa mengejarnya. Tidak bisa tidak kita harus mengikuti
perkembangan teknologi agar tidak ketinggalan dengan bangsa lain. Masalah pokok
bagi kita ialah bagaimana memilih dan mengembangkan teknologi yang sesuai
dengan kondisi negarea.
F. Iman, Ilmu Pengetahuan dan Amal
Adalah
berlebih bila orang menyebut iman dan amal seperti halnya orang menyebut iman
kepercayaan. Seseorang dikatakan beriman apabila antara lain bisa beramal.
Beramal artinya berbuat baik, misalnya memberi bantuan kepada orang miskin.
Pertanyaannya, apakah kalau ia tidak memberi maka tidak beriman. Tidak bisa
dikatakan tidak beriman apabila ia tidak mempunyai untuk memberi.
Iman bukan
ilmu pengetahuan, karena iman tidak selalu berdasarkan rasio. Sedangkan ilmu
pengetahuan dasarnya ialah akal budi atau rasio. Ilmu pengetahuan menuntut
pengertian dan pembuktian kebenaran. Iman justru sebaliknya, Ia tidak mengerti
seperti yang dituntut oleh ilmu pengetahuan tetapi mau menerimanya. Itulah
perbedaan hakiki antara ilmu pengetahuan dan iman. Iman sesungguhnya merupakan
karunia, karena kadang-kadang sangat sulit untuk dimengerti oleh akal budi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar