Selasa, 30 Oktober 2012
Ajaran-Ajaran Pokok Iman Kristiani
A.
Dasar Iman Kristiani
Iman Kristiani didasarkan
pada iman para rasul, yang dimaksud dengan para rasul adalah sekelompok murid Yesus, khususnya kelompok
inti dua belas orang, dipanggil untuk mengikuti Yesus dan ambil bagian dalam
misi-Nya. Murid-murid Yesus yakin bahwa Yesus adalah Mesias yang
dinanti-nantikan oleh bangsa Yahudi, yang diutus Allah untuk menyelamatkan
mereka. Kematian Yesus merupakan masa krisis bagi mereka, seolah-olah Yesus
telah gagal dalam misi-Nya. Mereka menjadi ketakutan pada orang Yahudi lalu
tinggal bersama-sama untuk berdoa memohon petunjuk dari Allah.
Pada saat orang-orang
Yahudi merayakan pesta Pentekosta, para murid secara komunal mendapatkan
pengalaman akan Roh Allah yang bekerja dalam diri mereka. Para
murid merasa dipenuhi oleh Roh Allah. Mereka tidak lagi berdiam diri dan Petrus
sebagai pemimpin kelompok mulai berkhotbah.
Keyakinan para Rasul
sebagai hasil dari pengalaman Pentekosta, sebagaimana tampak dalam khotbah
Petrus adalah sebagai berikut:
1. para murid membentuk suatu komunitas
jemaat.
2. dikuatkan dengan Roh Allah (Roh
Kudus) yaitu Roh kenabian/kesaksian
3.
mempunyai misi untuk mewartakan Yesus
4. telah dibangkitkan oleh Allah dari mati
dan menjadi Tuhan dan Kristus.
Inilah
iman para rasul yang mereka bagikan kepada siapa saja yang tergerak untuk
mengikuti apa yang mereka sebut “Jalan” (Jalan Keselamatan).
Para rasul sedikit demi sedikit mulai menerima
anggota baru kedalam komunitas melalui proses inisiasi dan pelajaran yang
disebut “katekese”, yang memuncak pada upacara Baptisan. Generasi pertama umat
Kristiani tidak mempunyai Kitab Suci tertulis kecuali Kitab Suci orang Yahudi.
Tahap demi tahap, Paulus, keempat penginjil, Petrus, Yudas, dan beberapa orang
lainnya menulis kesaksian iman mereka tentang apa yang telah dilaksanakan oleh
Allah dalam diri Yesus Kristus.
Dari ringkasan
dasar-dasar iman Kristiani ini dapat terlihat bahwa “iman para rasul” oleh jemaat
Kristiani sekarang dipandang sebagai inti iman mereka yang tidak dapat diubah.
Iman tidak hanya mendahului kitab suci, melainkan juga menghasilkan dan
menentukan Kitab Suci jemaat kristiani.
B.
Allah
Keyakinan inti dalam agama Kristiani yang sama
dengan agama lain adalah Allah itu satu. Orang Kristiani berkeyakinan bahwa
Allah itu bersifat abadi, Maha Kuasa, Maha Tahu, Pencipta alam semesta dan
segala isinya, penyelenggara kehidupan, Maha pengasih dan penyayang, Maha
Pengampun, Transenden (jauh tidak terjangkau oleh manusia) sekaligus Imanen
(sangat dekat di lubuk hati manusia), Maha Besar, Hakim bagi seluruh umat
manusia diakir jaman.
Orang Kristiani memanggil Allah dengan sebutan Bapa,
hal ini ingin mengungkapkan iman mereka bahwa Allah itu bagaikan seorang “bapak
(atau ibu) yang penuh kasih” dalam kasih pemeliharaan-Nya kepada umat manusia.
C.
Inkarnasi
Dasar iman Kristiani yang lain adalah inkarnasi
(penjelmaan), yaitu berkeyakinan bahwa Sabda Allah yang kekal dan tidak
dijadikan, mewujud dalam daging dan tinggal ditengah kita dalam diri manusia
Yesus. Inkarnasi berarti “mengambil
bentuk atau menjadi daging” yakni menjadi manusia. Cara lain untuk mengatakan
bahwa Sabda Allah diwahyukan dalam pribadi manusia yaitu Yesus.
Umat
kristiani yakin bahwa Yesus adalah seorang manusia yang dilahirkan atas kuasa
Allah oleh seorang wanita suci Maria yang masih perawan. Konsili-konsili awal yang diadakan oleh
Gereja mengajarkan bahwa Sabda Allah tidak hadir dalam diri Yesus sebagai
sesuatu yang asing. Yesusu dipandang sebagai seorang pribadi, manusia penuh
dalam segala hal (kecuali dalam hal dosa), tetapi ia juga berada dalam kesatuan
dengan sabda ilahi. Seperti manusia lain, Yesus berkembang dalam pengetahuan
dan pemahaman diri melalui pengalaman hidup dan relasi dengan orang lain.
D.
Yesus
Yesus dilahirkan di Bethlehem, tempat Daud dilahirkan dan
dibesarkan sekitar 1000 tahun sebelumnya. Tahun kelahirannya adalah sekitar
tahun 0, yakni awal era ke-Kristen-an, walaupun tanggal dan tahun tepatnya
tetap tidak diketahui.
Kira-kira pada tahun 30, Yesus meninggalkan kota kelahiran-Nya Nazareth
dan mulai mengajar. Dalam hal ini Ia didahului oleh saudara sepupunya yaitu
Yohanes Pemandi (atau Yahya). Pesan pokok yang disampaikan oleh Yesus terdidi
dari dua hal, yaitu:
1.
Bertobatlah (berbaliklah dari dosa dan kembalilah
kepada Allah);
2.
Terimalah Allah untuk merajai hidup anda (terimalah
Kerajaan Allah).
Sebagai tambahan atas apa yang Ia khotbahkan dan
ajarkan, Yesus melakukan hal-hal sebagai berikut:
1.
membuat mujizat-mujizat dan menyembuhkan orang sakit
atas kuasa Allah
2.
memerangi kuasa setan dan mengusirnya
3. mengampuni dosa-dosa atas nama Allah
4. menghibur orang sakit, orang yang
berkabung dan orang miskin
5.
bergaul dengan para pendosa
6. dengan keras mengkritik para pemimpin
Yahudi
7. meramalkan bahwa krisis besar akan melanda
dunia tapi Allah akan mengatasinya.
8. membentuk suatu komunitas murid-murid yang
hidup seperti Dia dan mewartakan pesan-Nya kepada orang-orang lain.
E.
Trinitas (Monoteisme Kristiani)
Inti
pengakuan iman Kristiani adalah “Kami percaya akan Satu Allah”. Walaupun tidak
menggunakan istilah “trinitas, Perjanjian Baru berbicara tentang Allah, yang
disebut “Bapa”, yang menyampaikan pesan-Nya dalam bentuk daging dan tinggal
dalam diri Yesus (Putera), dan tentang Allah yang Maha Kuasa yang hadir dalam
segala-galanya, yang disebut “Roh Kudus”.
Dalam perjalanan sejarah, orang-orang Kristiani
berkesimpulan bahwa sifat Tritunggal Allah merupakan misteri kodrat Allah. Oleh
sebab itu, hal itu tidak dapat diungkapkan dengan rumusan manusiawi.
Apa yang secara pasti dapat kita katakana sehubungan
dengan ajaran Kristiani tentang kodrat tritunggal Allah adalah bahwa umat
Kristiani percaya akan satu Allah, yang kodrat-Nya mengandung tiga aspek atau
cirri khas. Allah yang satu dan sama menyatakan diri-Nya:
1.
sebagai Pencipta yang Maha Kuasa dan Tuhan atas
kehidupan ( disebut “Bapa” atau “Bapa Kami” )
- sebagai Allah yang mewahyukan Sabda Ilahi-Nya dalam diri manusia Yesus ( disebut “Putera” )
- sebagai Allah yang hadir secara imanen, aktif, dan memberikan daya hidup dalam alam raya ( disebut “Roh Kudus” )
Sifat-sifat
tersebut adalah abadi, karena tidak ada perubahan yang mendasar dalam Diri
Allah, yang kodrat-Nya selalu sama. Sifat-sifat tersebut melekat pada kodrat
Allah, bukan merupakan sifat yang kita berikan atau aspek yang kita anggap
penting untuk dimiliki oleh Allah. Sifat-sifat tersebut penting, karena menurut
pemahaman Kristiani atas apa yang telah Ia wahyukan tentang Diri-Nya dalam
kitab suci, tidak ada satupun dari tiga sifat/sebutan tadi yang dapat disangkal
atau dihilangkan dari Allah, karena semuanya hakiki bagi kodrat Allah.
Para teolog Kristiani
modern berbicara tentang “Trinitas dalam rangka rencana penyelamatan Allah”,
Allah mempunyai rencana untuk menyelamatkan umat manusia, yang betul-betul Ia
laksanakan dalam sejarah. Allah mempunyai dua cara dalam melaksanakan karya
penyelamatan-Nya, yaitu cara pertama dengan menjelmakan pesan-Nya secara penuh
dan sempurna dalam diri seorang manusia, yang menyatakan Allah dalam segala
perkataan dan perbuatan-Nya. Dalam kemenangan Yesus atas penderitaan dan
kematian, oleh kuasa penyelamatan Allah, manusia mendapatkan kepastian tentang
apa yang sedang dikerjakan Allah dan akan dikerjakan-Nya bagi setiap orang. Melaluai
dia, Allah membentuk suatu komunitas jemaat yang akan terus bersaksi tentang
keselamatan yang berasal dari Allah yang telah diwahyukan melalui Dia. Inilah
yang diyakini oleh orang Kristiani telah dilakukan Allah dalam diri Yesus.
Cara kedua, Allah melaksanakan karya penyelamatan
dalam alam semesta adalah melalui kehadiran-Nya yang penuh kuasa dalam alam
ciptaan dan setia manusia baik pria maupun wanita, karya Allah seperti ini
bersifat universal dan menyentuh pada setiap orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar