Kamis, 29 Maret 2012
Pengertian Sejarah Lisan dan Fungsi Sejarah Lisan dalam Metodologi Sejarah
Pengertian Sejarah Lisan.
Sejarah Lisan merupakan usaha untuk
merekam seluruh kenangan dari si pelaku sejarah, agar semua aktifitas
yang dilakukannya, yang dilihatnya dan dirasakannya dapat terungkap
melalui proses wawancara dengan segala nuansa yang muncul dari aspek
peristiwa sejarah. Wawancara sejarah lisan agak berbeda dengan wawancara
jurnalistik, sebab ada persiapan metodologis yang secara kritis
dilakukan, pemilihan topik-topik tertentu, kajian pustaka dan
dokumen-dokumen yang terkait serta pedoman wawancara.
Termasuk juga
seleksi yang ketat terhadap orang yang akan diwawancarai (pengkisah) dan
terhadap apa-apa yang diceritakannya. Karena itu ruang lingkup mereka
harus lebih luas dari pada yang dibutuhkan untuk pemakaian langsung atau
khusus. Sejarah lisan merupakan salah satu dari sumber-sumber sejarah,
karena ada sumber tertulis dan ada sumber lisan.
Sejarah lisan berbeda dengan tradisi
lisan. Sejarah lisan sebagai sumber sejarah yang dilisankan, penulisan
berdasarkan cerita yang diungkapkan oleh pengkisah yang mengalami,
menjadi saksi, mengikuti berbagai peristiwa sejarah pada jamannya dan
hanya satu generasi saja. Jadi lebih banyak pengalaman tokoh yang
bersangkutan dalam peristiwa sejarah.
Tradisi lisan ruang lingkupnya lebih
luas daripada sejarah lisan. Dalam hal ini tradisi lisan merupakan
pengalaman-pengalaman kolektif suatu masyarakat/ bangsa yang menunjuk
pada kejadian-kejadian/ peristiwa-peristiwa dimasa itu, sehingga
dipengaruhi oleh jiwa jaman. Tradisi lisan lebih mengarah pada hal-hal
yang statis dan bersifat mitos dan lebih banyak pada hal-hal yang
bersifat budaya.
Tradisi lisan merupakan suatu cerita
rakyat yang diungkapkan secara lisan dan berlangsung secara turun
temurun, ada pewarisan dari satu generasi ke generasi lainnya. Pengkisah
tidak terikat dengan peristiwa itu sendiri dan bukan pelaku atau
penyaksi dari peristiwa yang di ceritakan. Sebagai ilustrasi mungkin
kita dapat lihat dari cerita tentang Djoko Tingkir atau Pangeran Samber
Nyawa di daerah Jawa.
Posisi Sejarah Lisan Dalam Metodologi Sejarah
Dalam kajian sejarah, sejarah lisan
sebenarnya merupakan salah satu teknik atau metode pengumpulan data
sejarah, namun bersumber pada informasi lisan, bukan sumber tertulis.
Pendekatan/ teknik pengumplan data
sejarah dengan lisan tergolong baru untuk kajian-kajian sejarah modern,
namun sesungguhnya historiografi tradisional bersumber dari tradisi
lisan.
Pada dasarnya teknik/ metode sejarah
lisan tidak berbeda dengan teknik/ metode sejarah yang menggali
sumber-sumber sejarah tertulis dengan kritik intern dan ekstern.
Rekonstrusi sejarah diperoleh melalui proses penyusunan kembali
fakta-fakta sejarah sebagai aktualitas yang sebenarnya menjadi sejarah
yang ditulis atau disusun secara tertulis, yang selama ini kita kenal
dengan Historiogarafi. Jika teknik konvesional mengungkapkan aktualitas
sejarah melalui sumber-sumber tertulis maka dalam sejarah lisan
aktualitas sejarah diperoleh dari sumber lisan dengan membangkitkan
kembali ingatan pelaku-pelaku sejarah.
Proses penggarapan sejarah lisan seperti
yang berlaku dalam penggarapan sejarah untuk kajian sejarah modern,
yakni menggunakan kerangka teoritis metodologis dan metode sejarah
kritis dengan dua tahap :
1.) Tahap analisis evidensi, mencari bukti-bukti dari sumber lisan untuik menyusun fakta-fakta.
2.) Tahap sintesis fakta dalam rekonstruksi sejarah dalam bentuk penulisan sejarah tertulis.
Secara sederhana dapat dilihat dalam gambaran berikut dibawah ini :
Fungsi Sejarah Lisan Dalam Metodologi Sejarah.
Teknik/ metode sejarah lisan merupakan
suatu pengembangan dan penyempurnaan dari penelitian sumber-sumber
sejarah tertulis, seperti dokumen dan catatan-catatan resmi peristiwa
sejarah yang dapat melengkapi penulisan sejarah dengan nuansa-nuansa
peristiwa sejarah yang tidak bisa secara lengkap ditampilkan oleh data
tertulis. Sejarah lisan lisan disatu sisi sebagai metode (proses) namun
disisi yang lain juga sebagai produk (hasil) yang berupa data tertulis,
karena telah ditranskripkan atau penulisan-penulisan sejarah yan
bersifat monolog seperti biografi.
Sejarah lisan diperlukan bukan hanya
untuk masyarakat yang tidak mempunyai kebiasaan merekam sumber tertulis,
namun juga sangat dibutuhkan bagi penyusunan sejarah kontemporer
seperti yang sudah dikatakan diatas terutama sesudah Perang Dunia II dan
masa revolusi. Khususnya bagi rekonstruksi sejarah Indonesia
kontemporer, penggunaan teknik sejarah lisan sangat penting. Sebab para
pelaku sejarah tersebut masih hidup, sehingga dapat melengkapi khasanah
sumber-sumber sejarah bagi penulisan sejarah.
Disamping itu sejarah lisan juga dapat
digunakan untuk berbagai jenis penulisan sejarah seperti sejarah
politik, sejarah ekonomi, sejarah kebudayaan, sejarah sosial termasuk
penulisan sejarah lokal dan sejarah nasional.
Secara metodologi ada keterbatasan dari
metode sejarah lisan yaitu tidak dapat menggali sumber sejarah dalam
rentang waktu yang lama. Oleh sebab itu yang paling tepat penggunaan
sejarah lisan pada rentangan waktu yang dekat dengan kita, karena pelaku
sejarahnya masih hidup, dan sejarah lisan hanya mampu mengungkapkan
pengalaman-pengalaman seseorang yang sifatnya sangat individual.
Disamping keterbatasan itu, sejarah lisan mempunyai kelebihan yang tidak
dapat diperoleh dari dokumen tertulis. Sejarah lisan dapat menangkap
tema-tema tertentu yang muncul dari sejarah yang tidak dapat diungkapkan
oleh dokumen-dokumen tertulis. Sejarah lisan lebih bersifat populis,
sehingga dapat mencapai kehidupan sosiokultural pada masyarakat kelas
bawah.
Dalam kondisi masyarakat Indonesia yang
tidak terbiasa dengan budaya tertulis, sementara itu sumber tertulis
juga masih langka, maka penggunaan sejarah lisan bagi rekonstruksi
sejarah sosial menjadi sangat penting. Apalagi dengan makin berkurangnya
para pelaku sejarah sebab umur manusia terbatas dan belum lengkapnya
rekonstruksi sejarah Indonesia secara nasional ataupun lokal.
Pengalaman sejarah masyarakat di masa
kolonial, Jepang dan Revolusi serta Pasca Revolusi merupakan sumber
sejarah yang harus digali. Pengalaman sejarah tersebut hampir sebagian
besar berada dalam ingatan para pelaku dan penyaksi peristiwa sejarah.
Untuk itu perlu digali, dipahami dan disusun kembali melalui penulisan
sejarah dengan menggunakan metode sejarah lisan.
Perangkat Teknis Dalam Penelitian Sejarah Lisan.
Dalam mengungkapkan sumber sejarah lisan
tetap digunakan prosedur dan kerangka teoritis/ metodologis dari
penelitian sejarah dengan proses evidensi dan sintesis termasuk kritik
sumber. Dengan demikian terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam proses penelitian denan menggunakan metode sejarah lisan.
Pertama
: Terhadap sumber sejarah lisan (pengkisah) diperlukan seleksi kritis
agar memperoleh informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Untuk itu perlu diteliti lebih dahulu kondisi pribadi dan mentalitas
sumber, mungkin lemah ingatan atau pribadi pembual, sekaligus
memperhatikan usia pengkisah yang disesuaikan dengan kurun waktu dari
topik yang dipermasalahkan.
Kedua
: Persiapan peneliti terhadap topik yang akan diteliti, dengan
mengadakan kajian pustaka yang lengkap dan komprehensif, membuat
kerangka permasalahan yang akan dikerjakan. Setelah itu buat pedoman
wawancara yang disesuaikan dengan masalah yang akan diteliti.
Ketiga
: Teknis peralatan wawancara meliputi perankat yang dibutuhkan untuk
wawancara sejarah lisan antara lain ; tape recorder, kaset, peralatan
tulis, buku catatan dan juga peralatan lainnya seperti kamera, film,
baterai dan lain-lain.
Keempat
: Persiapan lapangan perlu diperhatikan dengan seksama, karena harus
disiapkan observasi awal untuk mengetahui kondisi lokasi agar sesuai
dengan topik wawancara. Kemudian menghubungi sumber (pengkisah) untuk
menentukan waktu wawancara dan tempat wawancara, termasuk juga persiapan
izin dari yang berwenang jika diperlukan.
Hal-hal lain yang diperlukan antara lain
fokus wawancara, pengetahuan bahan-bahan tertulis dan penggunaan
bahasa, sikap pewawancara dan suasana lingkungan yang penuh keakraban,
simpati serta penuh perhatian terhadap apa saja yang diceritakan. Dalam
proses sejarah lisan lebih banyak memberikan kesempatan kepada pengkisah
untuk berbicara dan jangan sekali-sekali memotong pembicaraan.
Daftar Pustaka
Barzum, Jacques and Henry F Graff. The Modern Researcher. New York: Harcourt Brace Jovanovich Inc, 1977.
Baum, Willa K. Sejarah Lisan Untuk Masyarakat Sejarahwan Setempat. Jakarta: Arsip Nasional RI, 1982.
Kuntowijoyo. Metodologi Sejarah. Yogya: Tiara Wacana, 2003
Huen, P. Liem Pui (ed). Sejarah Lisan di Asia Tenggara. Teori dan Metode. Jakarta: LP3ES, 2000.
Thompson, Paul. The Voice of the Past: Oral History. New York: Oxford University Press, 1978.
Apa Saja: Pengertian Sejarah Lisan Dan Fungsi Sejarah Lisan Dalam Metodologi Sejarah >>>>> Download Now
BalasHapus>>>>> Download Full
Apa Saja: Pengertian Sejarah Lisan Dan Fungsi Sejarah Lisan Dalam Metodologi Sejarah >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Apa Saja: Pengertian Sejarah Lisan Dan Fungsi Sejarah Lisan Dalam Metodologi Sejarah >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK