Jumat, 02 November 2012
Landasan Historis/ sejarah Bimbingan Konseling
- Sekilas tentang sejarah bimbingan dan konseling
Secara umum, konsep bimbingan dan konseling telah lama
dikenal manusia melalui sejarah. Sejarah tentang pengembangan potensi individu
dapat ditelusuri dari masyarakat yunani kono. Mereka menekankan upaya-upaya
untuk mengembangkan dan menguatkan individu melalui pendidikan. Plato dipandang
sebagan koselor Yunani Kuno karena dia telah menaruh perhatian besar terhadap
masalah-masalah pemahaman psikologis individu seperti menyangkut aspek isu-isu
moral, pendidikan, hubungan dalam masyarakat dan teologis.
·
Pengertian Bimbingan dan
Konseling
a)
Definisi Bimbingan
Dalam
mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan konseling memberikan pengertian yang berbeda-beda.
Meskipun demikian, pengertian yang mereka sajikan memiliki satu kesamaan arti
bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan.
Menurut
Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada
individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan
diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi
hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Hal senada juga
dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau
beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang
yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Sementara
Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau
pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam
menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat
mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. Chiskolm dalam McDaniel, dalam
Prayitno dan Erman Amti (1994: 94), mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan
dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi
tentang dirinya sendiri.
Konseling
adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antarab dua orang
dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang
dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk
memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa
depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi
untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat
belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan
yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).
Jones
(Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan
profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini
biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang
melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan
memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat
pilihan yang bermakna bagi dirinya.
·
Pengertian Bimbingan Konseling
Dari semua pendapat
di atas dapat dirumuskan dengan singkat bahwa Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan
yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli
(disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah
(disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli
serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada,
sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri
untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa
depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.
- Perkembangan Layanan Bimbingan di Amerika
Sampai
awal abad ke-20 belum ada konselor disekolah. Pada saat itu pekerjaan-pekerjaan
konselor masih ditangani oleh para guru.
Gerakan
bimbingan disekolah mulai berkembang sebagai dampak dari revolusi industri dan
keragaman latar belakang para siswa yang masuk kesekolah-sekolah negeri. Tahun
1898 Jesse B. Davis, seorang konselor di Detroit mulai memberikan layanan
konseling pendidikan dan pekerjaan di SMA. Pada tahun 1907 dia memasukkan
program bimbingan di sekolah tersebut.
Pada waktu
yang sama para ahli yang juga mengembangkan program bimbingan ini diantaranya;
Eli Weaper, Frank Parson, E.G Will Amson, Carlr. Rogers.
Ø Eli
Weaper pada tahun 1906 menerbitkan buku tentang “memilih suatu karir” dan
membentuk komite guru pembimbing disetiap sekolah menengah di New York. Kamite
tersebut bergerak untuk membantu para pemuda dalam menemukan
kemampuan-kemampuan dan belajar tentang bimbingan menggunakan
kemampuan-kemampuan tersebut dalam rangka menjadi seorang pekerja yang
produktif.
Ø Frank
Parson dikenal sebagai “Father of The Guedance Movement in American
Education”. Mendirikan biro pekerjaan tahun 1908 di Boston Massachussets,
yang bertujuan membantu pemuda dalam memilih karir uang didasarkan atas proses
seleksi secara ilmiyah dan melatih guru untuk memberikan pelayanan sebagai
koselor.
Bradley
(John J.Pie Trafesa et. al., 1980) menambah satu tahapan dari tiga tahapan
tentang sejarah bimbingan menurut Stiller, yaitu sebagai berikut:
1)
Vocational exploration : Tahapan yang menekankan tentang analisis individual
dan pasaran kerja
2)
Metting Individual Needs : Tahapan yang menekankan membantu individu agar
meeting memperoleh kepuasan kebutuhan hidupnya. Perkembangan BK pada tahapan
ini dipengaruhi oleh diri dan memecahkan masalahnya sendiri.
3)
Transisional Professionalism : Tahapan yang memfokuskan perhatian kepada upaya
profesionalisasi konselor
4)
Situasional Diagnosis : Tahapan sebagai periode perubahan dan inovasi pada
tahapan ini memfokuskan pada analisis lingkungan dalam proses bimbingan dan
gerakan cara-cara yang hanya terpusat pada individu.
- Perkembangan Layanan Bimbingan Di Indonesia
Layanan BK
di industri Indonesia telah mulai dibicarakan sejak tahun 1962. ditandai dengan
adanya perubahan sistem pendidikan di SMA yakni dengan adanya program
penjurusan, program penjurusan merupakan respon akan kebutuhan untuk
menyalurkan siswa kejurusan yang tepat bagi dirinya secara perorangan. Puncak
dari usaha ini didirikan jurusan Bimbingan dan penyuluhan di Fakultas Ilmu
Pendidikan IKIP Negeri, salah satu yang membuka jurusan tersebut adalah IKIP
Bandung (sekrang berganti nama Universitas Pendidikan Indonesia).
Dengan
adanya gagasan sekolah pembangunan pada tahun 1970/1971, peranan bimbingan
kembali mendapat perhatian. Gagasan sekolah pembangunan ini dituangkan dalam
program sekolah menengah pembangunan persiapan, yang berupa proyek percobaan
dan peralihan dari sistem persekolahan Cuma menjadi sekolah pembangunan.
Sistem
sekolah pembangunan tersebut dilaksanakan melalui proyek pembaharuan pendidikan
yang dinamai PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan) yang diujicobakan di 8
IKIP. Badan pengembangan pendidikan berhasil menyusun 2 naskah penting yakni
dengan pola dasar rencana-rencana pembangunan program Bimbingan dan penyuluhan
melalui proyek-proyek perintis sekolah pembangunan dan pedoman operasional
pelayanan bimbingan pada PPSP.
Secara
resmi BK di programkan disekolah sejak diberlakukan kurikulum 1975, tahun 1975
berdiri ikatan petugas bimbingan Indonesia (IPBI) di Malang.
Penyempurnaan
kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 dengan memasukkan bimbingan karir di dalamnya.
Selanjutnya UU No. 0/1989 tentang Sisdiknas membuat mantap posisi bimbingan dan
konseling yang kian diperkuat dengan PP No. 20 Bab X Pasal 25/1990 dan PP No.
29 Bab X Pal 27/1990 yang menyatakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan.
Perkembangan
BK di Indonesia semakin mantap dengan berubahnya 1 PBI menjadi ABKIN (Asuransi
Bimbingan dan Konseling Indonesia) tapa tahun 2001.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar