Rabu, 28 Maret 2012
RAGAM GAYA PENULISAN
(Ilmiah, Ilmiah Populer, dan Populer)
A. RAGAM ILMIAH
Persyaratan bagi sebuah tulisan untuk dianggap sebagai karya ilmiah adalah sebagai berikut (Brotowidjojo, 1988: 15-16).
1. Karya ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
2. Karya ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak bersifat terkaan. Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik penulisan ilmiah, yakni penyebutan rujukan dan kutipan yang jelas.
3. Karya ilmiah disusun secara sistematis, setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual, dan prosedural.
4. Karya ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan yang indusif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
5. Karya ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis.
6. Karya ilmiah hanya mengandung kebenaran faktual sehingga tidak akan memancing pertanyaan yang bernada keraguan. Penulis karya ilmiah tidak boleh memanipulasi fakta, tidak bersifat ambisius dan berprasangka. Penyajiannya tidak boleh bersifat emotif.
7. Karya ilmiah pada dasarnya bersifat ekspositoris. Pembaca dibiarkan mengambil kesimpulan sendiri berupa pembenaran dan keyakinan akan kebenaran karya ilmiah tersebut.
Struktur Karya Ilmiah (Soehardjan, 1997 : 38) terdiri atas:
1. Judul
2. nama penulis,
3. abstrak,
4. pendahuluan,
5. bahan dan metode,
6. hasil dan pembahasan,
7. kesimpulan,
8. ucapan terima kasih
9. daftar pustaka.
Syarat Kebahasaan Karya Ilmiah
a. Baku
Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata/istilah, dan penulisan sesuai dengan kaidah ejaan.
b. Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
c. Kuantitatif
Keterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur secara pasti.
d. Tepat
Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh penutur atau penulis dan tidak mengandung makna ganda.
e. Denotatif
Kata vang digunakan dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak melibatkan perasaan karena sifat ilmu itu objektif
f. Ringkas
Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan. tetapi isinya bernas.
g. Runtun
Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraf.
Macam-Macam Karya IImiah
a. Karyatulis ialah karya ilmiah yang disusun siswa Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA) untuk melengkapi syarat-syarat mengikuti Evaluasi Belajar Tahap akhir (EBTA). Karyatulis bersifat pemecahan persoalan dari suatu tema, sehingga kesimpulan karya tulis memberi sumbangan yang nyata bagii perkembangan hasil pengolahan mengenai suatu hal dengan mempergunakan metode-metode ilmiah.
b. Paper ialah hasil penelitian ilmiah yang ditulis oleh seseorang sebagai bahan pertanggungjawaban yang dibebankan kepadanya. Kadang-kadang seorang mahasiswa menyusun paper untuk dipertanggungjawabkan kepada dosennya kalau ia ingin lulus dari sesuatu mata kuliah tertentu. Begitu pula kadang-kadang seorang pejabat atau seorang ahli diminta membuat paper untuk bahan seminar atau simposium, kalau ia ditunjuk sebagai pemasaran atau pembahas utama.
c. Report atau laporan merupakan karya tulis dari hasil suatu tugas atau penelitian yang diserahkan kepada suatu instansi.
d. Skripsi dan tesis sebenarnya sama, hanya istilahnya saja yang berbeda. Tetapi ada beberapa pihak yang sengaja membedakan antara skripsi dengan tesis, dengan alasan isi dan mutu tesis harus lebih baik daripada skripsi.
e. Desertasi yaitu suatu tulisan ilmiah yang biasaya dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh gelar doktor dalam suatu cabang ilmu pengetahuan.
B. RAGAM ILMIAH POPULER
Laras ilmiah populer merupakan sebuah tulisan yang bersifat ilmiah, tetapi diungkapkan dengan cara penuturan yang mudah dimengerti. Karya ilmiah populer tidak selalu merupakan hasil penelitian ilmiah. Tulisan itu dapat berupa petunjuk teknis, pengalaman dan pengamatan biasa yang diuraikan dengan metode ilmiah. Persyaratan yang berlaku pada karya lmiah populer sama dengan karya ilmiah. Namun, dalam karya ilmiah populer terdapat persoalan lain, seperti kritik terhadap pemerintah, analisis terhadap suatu peristiwa yang sedang populer di tengah masyarakat, jalan keluar bagi persoalan yang sedang dihadapii masyarakat, atau sekedar informasi baru yang ingin disampaikan kepada masyarakat.
Perbedaan antara karya ilmiah dengan karya ilmiah populer lainya terdapat pada struktur penulisan kedua jenis karya ini. Jika karya ilmiah memiliki struktur yang baku, karya ilmiah populer tidak sebaku itu. Hal itu karena karya ilmiah populer biasanya disajikan melalui media surat kabar dan majalah sehingga format penyajiannya mengikuti format yang berlaku dalam laras jurnalistik.
Karakteristik Karya Ilmiah Populer
1. Opini tentang suatu masalah atau peristiwa disertai fakta empiris dan teori pendukung.
2. Sarana komunikasi antara ilmuwan dan masyarakat (orang awam).
3. Gaya bahasa populer atau bahasa media (bahasa jurnalistik) yaitu sederhana, mudah dipahamii orang awam, singkat, dan efektif.
4. Menerjemahkan bahasa iptek yang sulit ke dalam bahasa yang mudah dimengerti secara umum.
6. Mudah dicerna karena berkaitan erat dengan kejadian sehari-hari.
7. Memperkenalkan ilmu atau temuan baru serta mengaitkan dengan kebutuhan masyarakat.
Struktur Penulisan Karya Ilmiah Populer
1. Judul
2. Nama penulis
3. Pendahuluan (lead)
4. Penghubung pendahuluan dengan isi tulisan, berupa identifikasi masalah atau pertanyaan
5. Isi tulisan atau uraian yang biasanya terdiri atas sub-subjudul
6. Penutup; biasanya berupa kesimpulan, ajakan berbuat sesuatu, atau pertanyaan tanpa jawaban
C. RAGAM PENULISAN POPULER
Ragam penulisan populer biasa juga dikenal dengan ragam penulisan jurnalistik. Ragam jurnalistik ini sering kita lihat dalam penulisan berbagai artikel, berita, tajuk rencana, dan lain sebagainya yang terdapat di dalam Koran ataupun majalah.
Beberapa ahli mengidentifikasi berbagai karakteristik bahasa jurnalistik sebagai sebuah ragam bahasa khas jurnalistik yang memiliki beberapa sifat, yaitu: bersifat sederhana, komunikatif, dan ringkas. Sederhana karena harus dipahami secara mudah; komunikatif karena jurnalistik harus menyampaikan berita yang tepat; dan ringkas karena keterbatasan ruang (dalam media cetak) dan keterbatasan waktu (dalam media elektronik).
Ciri-Ciri Bahasa Jurnalistik
1) Lugas, tidak mendua arti
Bahasa yang dipergunakan wartawan harus lugas, artinya bahasa yang dipergunakan secara langsung pada sasaran makna yang ingin diungkapkan. Seorang wartawan harus menghindari menggunakan bahasa yang kemungkinan akan mempunyai banyak tafsir
2) Sederhana, lazim, dan umum
Media cetak dikonsumsi untuk segala lapisan masyarakat. Oleh karena itu, wartawan dituntut menyajikan berita yang sederhana, artinya menggunakan bahasa yang lazim dan diketahui masyarakat umum. Dengan cara ini, bukan berarti bahwa wartawan kurang pengetahuan atau menganggap rendah pembacanya. Hal ini mengingat bahwa bahasa surat kabar harus dapat dibaca oleh semua kalangan dan semua jenjang usia.
3) Singkat dan padat
Surat kabar memiliki keterbatasan teknis (ruang). Untuk itu bahasa yang dipergunakan harus singkat, tidak betele-tele, dan tidak berbelit-belit. Dalam menghasilkan berita yang singat dan padat, wartawan biasanya menggunakan rumus 5W + H dalam menyusun berita.
4) Sistematis dalam penyajian
Ciri ini bermaksud bahwa sebuah berita surat kabar harus kronologis, menyajikan keteraturan peristiwa dalam penulisan berita. Kesistematisan ini akan bermanfaat bagi pembaca untuk secepatnya mendapatkan informasi yang disampaikan surat kabar yang bersangkutan. Kesinambungan informasi menjadi hak pembaca dalam mengetahui sebuah peristiwa.
5) Berbahasa netral, tidak memihak
Bahasa jurnalistik harus demokratis, bersifat netral, tidak membeda-bedakan posisi sumber berita. Wartawan harus menyajikan berita secara seimbang dan tidak tendensius.
6) Menarik
Surat kabar dikonsumsi untuk dibaca masyarakat. Agar masyarakat mau membacanya, maka surat kabar itu harus menampilkan bahasa yang menarik dan merangsang minat baca. Menarik tidak berarti tendensius atau menyajikan gosip. Menyajikan berita dengan fakta yang jelas dan akurat adalah salah satu bagian yang menjadikan pembaca mau membaca berita tersebut.
7) Kalimatnya pendek
Kalimat pendek dalam bahasa jurnalistik dimaksudkan agar pokok persoalan yang diungkapkan segera dapat dimengerti pembaca. Kalimat pendek yang lengkap dapat mengungkapkan maksud penulis secara jelas. Kalimat majemuk sering dihindari dalam penulisan jurnalistik.
8) Bentuk kalimatnya aktif
Agar laporan atau berita itu menarik dan terasa hidup, maka kalimat aktif yang harus digunakan dalam menyajikan berita.
9) Menggunakan bahasa positif
Bahasa positif lebih banyak diminati dibandingkan bahasa negatif. Dalam kegiatan jurnalistik bahasa positif bisa dijadikan agar pembaca tertarik membaca berita yang dituliskan wartawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar