Jumat, 16 Maret 2012
Pertumbuhan dan Perkembangan pada Manusia dan Hewan
A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Sedangkan, perkembangan adalah perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa.
Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang sangat penting bagi
makhluk hidup. Misalnya pada manusia, dengan tumbuh dan berkembang dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan melestarikan keturunannya.
Sewaktu masih bayi, balita, dan anak kecil, manusia memiliki daya tahan
tubuh yang masih lemah sehingga mudah terserang penyakit. Tetapi,
setelah tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, daya tahan tubuhnya
semakin kuat sehingga kelangsungan hidupnya lebih terjamin.
Pertumbuhan dan perkembangan membawa manusia kepada kedewasaan.
Setelah dewasa, manusia dapat menghasilkan keturunan sehingga populasi
manusia akan terjaga kelestariannya. Sekarang, coba kamu bayangkan jika
tidak terjadi pertumbuhan dan perkembangan pada manusia? Mungkin
populasi manusia akan punah. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan. Jika
hewan dan tumbuhan tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan, maka
akan mengalami kepunahan.
Pada tumbuhan, perkembangan ini menghasilkan bermacam-macam jaringan
dan organ tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan berbedabeda
antara spesies satu dengan spesies yang lain. Tetapi, pada dasarnya
memiliki persamaan tahapan perkembangan, yaitu sebagai berikut.
- Pembelahan Sel
Setelah terjadi fertilisasi (pembuahan sel gamet jantan dan sel gamet
betina), terbentuklah zigot. Zigot mengalami pembelahan mitosis secara
terus-menerus. Pembelahan ini berlangsung sangat cepat. Sel-sel yang
dihasilkan dari pembelahan disebut morula. Morula berkembang menjadi
bentuk yang berlubang disebut blastula.
- Morfogenesis
Blastula terus mengalami pembelahan sel. Selama pembelahan ini
terjadi morfogenesis, yaitu proses perkembangan bentuk berbagai bagian
tubuh embrio.
- Diferensiasi
Blastula terus membelah dan membentuk gastrula. Dari gastrula
terbentuk embrio. Sel-sel embrio berkembang terus membentuk jaringan,
organ, dan sistem organ yang membentuk struktur dan fungsi khusus yang
nantinya difungsikan pada waktu dewasa.
- Pertumbuhan
Setelah terbentuk organ, terjadi pertumbuhan makhluk hidup menjadi
lebih besar. Perkembangan berjalan seiring dengan pertumbuhan.
Perkembangan adalah proses mencapai kedewasaan. Perbedaan antara
pertumbuhan dan perkembangan, yaitu per-tumbuhan dapat diukur dengan
ukuran tertentu, sedangkan perkembangan tidak dapat diukur dengan suatu
ukuran.
B. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
Perkembangan pada tumbuhan diawali dengan fertilisasi. Pada awal
perkembangannya, embrio mendapatkan makanan dari kotiledon. Kotiledon
terdapat pada biji tumbuhan tingkat tinggi. Tumbuhan dikotil memiliki
dua kotiledon, sedangkan monokotil memiliki satu kotiledon. Pertumbuhan
awal tumbuhan dari biji menjadi tanaman baru disebut perkecambahan.
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu epigeal dan hipogeal.
a. P ada perkecambahan epigeal,
kotiledon terdapat di permukaan tanah karena terdorong oleh pertumbuhan
hipokotil yang memanjang ke atas.
b. Pada perkecambahan hipogeal, kotiledon tetap berada di bawah
tanah, sedangkan plumula keluar dari permukaan tanah disebabkan
pertumbuhan epikotil yang memanjang ke arah atas.
Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi di meristem (titik tumbuh) yang
terdapat pada ujng akar dan batang. Meristem akan mengalami pembelahan
mitosis. Oleh karena itu, ujung batang dan ujung batang akan bertambah
panjang dan besar.
Pertumbuhan disebabkan oleh pertambahan besar dan panjang sel-sel itu
sendiri. Pada batang terdapat dua jenis tunas, yaitu tunas yang
letaknya di ujung batang yang disebut tunas terminal dan mengandung
meristem apikal, serta tunas samping yang nantinya membentuk cabang
batang, daun, dan bunga.
Batang tumbuhan selain bertambah panjang juga dapat bertambah besar.
Hal ini dikarenakan adanya aktivitas kambium, yang termasuk jaringan
meristem yang sel-selnya aktif membelah. Letak kambium di antara
jaringan xilem dan floem. Kambium akan terus membentuk jaringan xilem dan
floem baru sehingga batang makin lama akan menjadi besar. Aktivitas
kambium meninggalkan batas yang jelas pada batang. Batas ini disebut
lingkaran tahun.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dipengaruhi oleh faktor
genetik dan hormon, air dan nutrisi, cahaya, oksigen, suhu, kelembapan,
dan pH.
- Faktor Genetik
Faktor genetik terdapat dalam gen. Gen terdapat di kromosom dalam
inti sel. Gen ini mempengaruhi ukuran dan bentuk tubuh tumbuhan. Hal ini
disebabkan karena gen berfungsi mengatur sintesis enzim untuk
mengendalikan proses kimia dalam sel. Proses kimia dalam sel ini yang
menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh tumbuhan.
- Faktor Hormon
Hormon adalah senyawa organik tumbuhan yang mampu menimbulkan respons
fisiologi pada tumbuhan. Hormon tumbuhan bermacam-macam, tetapi ada lima
hormon tumbuhan yang sangat penting, yaitu:
- a. Auksin
Auksin adalah hormon yang berasal dari titik tumbuh tumbuhan, seperti
ujung tunas, kambium, bunga, buah, dan ujung akar. Auksin berfungsi
merangsang pertumbuhan sel ujung batang, pertumbuhan akar lateral dan
akar serabut, dan merangsang pembentukan bunga dan buah. Selain itu,
auksin berfungsi mempercepat aktivitas pembelahan sel titik tumbuh dan
menyebabkan diferensiasi sel menjadi xilem.
- b. Sitokinin
Sitokinin adalah zat tumbuh yang pertama kali ditemukan pada batang
tembakau. Hormon ini memiliki beberapa fungsi, antara lain: 1)
Merangsang diferensiasi sel-sel yang dihasilkan dalam meristem. 2)
Menunda pengguguran dan penuaan daun.
3) Memperkecil dominasi apikal sehingga mendorong pertumbuhan tunas
samping dan perluasan daun. 4) Memacu pembelahan sel dalam jaringan
meristematik. 5) Merangsang pembentukan pucuk dan mampu memecah
masa istirahat biji.
- c. Giberelin
Giberelin merupakan zat tumbuh yang memiliki sifat seperti auksin.
Giberelin terdapat di hampir semua bagian tanaman, seperti biji, daun
muda, dan akar. Giberelin memiliki beberapa fungsi, antara lain: 1)
Memacu perpanjangan secara abnormal batang utuh. 2) Mempengaruhi
perkembangan bunga dan buah. 3) Mempengaruhi perkecambahan biji. 4)
Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel. Untuk tumbuhan yang kerdil,
jika diberi giberelin akan tumbuh secara normal.
- d. Gas Etilen
Gas etilen dihasilkan oleh buah yang sudah tua, tetapi
masih berwarna hijau yang disimpan dalam kantung tertutup agar cepat
masak. Gas etilen juga berfungsi memacu perkecambahan biji, menebalkan
batang, mendorong gugurnya daun, menunda pembungaan, dan menghambat
pemanjangan batang kecambah.
- e. Asam Absisat
Asam absisat adalah hormon yang menghambat pertumbuhan tumbuhan.
Hormon ini sangat diperlukan tumbuhan pada saat kondisi lingkungan tidak
baik. Contohnya, pada saat musim kering atau musim dingin, tumbuhan
menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapan yang berlebihan. Hal ini
dilakukan dengan cara mengatur penutupan dan pembukaan stomata,
terutama pada saat kekurangan air.
- Faktor Air dan Nutrisi
Tumbuhan membutuhkan air dan nutrisi untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Nutrisi ini harus tersedia dalam jumlah cukup dan
seimbang. Nutrisi diambil tumbuhan dari dalam tanah dan udara.
Unsur-unsur yang dibutuhkan tumbuhan dikelompokkan menjadi dua macam,
yaitu zat-zat organik dan anorganik. Zat organik, seperti C, H, O, dan
N, sedangkan zat anorganik, seperti Fe, Mg, K, dan Ca. Pertumbuhan
tanaman akan terganggu jika salah satu unsur yang dibutuhkan tidak
terpenuhi. Misalnya, kurangnya unsur nitrogen dan fosfor pada tanaman
menyebabkan tanaman menjadi kerdil. Kekurangan magnesium dan kalsium
menyebabkan tanaman mengalami klorosis (daun berwarna pucat).
- Faktor Cahaya
Cahaya sangat diperlukan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis.
Proses ini menghasilkan zat makanan yang diperlukan tumbuhan untuk
pertumbuhannya dan untuk disimpan sebagai cadangan makanan yang bisa
dikonsumsi oleh manusia dan hewan.
Efek cahaya meningkatkan kerja enzim untuk memproduksi zat metabolik
untuk pembentukan klorofil. Sedangkan, pada proses fotosintesis,
intensitas cahaya mempengaruhi laju fotosintesis saat berlangsung reaksi
terang.
D. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan
Hewan juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan pada
hewan adalah hasil proses pembelahan mitosis sel-sel tubuh. Hal ini
menyebabkan sel membesar sehingga tubuh hewan menjadi besar dan panjang.
Sedangkan, perkembangan adalah diferensiasi sel yang mengalami
pembelahan menuju individu dewasa. Pertumbuhan pada hewan sering disebut
juga perkembangan, yaitu perkembangan dari zigot sampai dewasa.
Pertumbuhan dimulai dengan peleburan ovum (sel telur) dengan spermatozoa
(sel sperma), dan dihasilkan zigot. Zigot akan bermitosis
terus-menerus.
Fase-fase perkembangan zigot melalui beberapa tahap, yaitu:
- a. Stadium Morula
Pada perkembangan awal, zigot membelah menjadi 2, kemudian 4, 8, dan
seterusnya membentuk suatu wujud seperti buah murbei yang disebut
morula. Morula mengandung banyak sel hasil mitosis yang berkumpul
menjadi satu kesatuan.
- b. Stadium Blastula
Dari morula menjadi blastula. Dalam tahap ini masih
berlangsung proses pembelahan sel sehingga terbentuk suatu rongga pada
bagian tengah yang disebut blastosol.
- c. Stadium Gastrula
Dari blastula menjadi gastrula. Dalam tahap ini terjadi pembentukan
lubang lekukan (blastopor) yang mempunyai dua lapisan. Selanjutnya,
sel-sel bagian permukaan lapisan ektoderm mengalami pelekukan ke dalam
(invaginasi). Sel-sel tersebut mengisi ruang antara ektoderm dan
endoderm membentuk lapisan mesoderm.
- d. Organogenesis (Pembentukan Organ)
Pada tahap ini terjadi diferensiasi (perkembangan sel-sel membentuk
struktur dan fungsi khusus) dari: 1) Ektoderm menjadi kulit, sistem
saraf, hidung (alat-alat indra), anus, kelenjar-kelenjar kulit, dan
mulut. 2) Mesoderm menjadi tulang, otot, ginjal, jantung, pembuluh
darah, dan alat kelamin. 3) Endoderm menjadi kelenjar-kelenjar yang
mempunyai hubungan dengan alat pencernaan, paru-paru, dan alatalat
pencernaan.
Setelah organogenesis selesai, selanjutnya penyempurnaan embrio menjadi fetus yang telah siap dilahirkan (hewan tingkat tinggi).
Pada hewan vertebrata, ada dua jenis tempat perkembangan embrio,
yaitu di luar tubuh induk dan di dalam tubuh induk. Embrio tumbuh di
luar tubuh induknya, misalnya pada ikan, reptil, amfibi, dan burung.
Sedangkan, embrio tumbuh di dalam tubuh induknya, yaitu dalam rahim
(uterus). Embrio di dalam uterus lamanya tergantung jenis hewan.
Pada serangga dan amfibi, dalam perkembangannya menjadi hewan dewasa
mengalami perubahan bentuk yang berbeda dengan tahap sebelumnya. Hal ini
disebut metamorfosis. Perkembangan ini terjadi mulai dari telur atau
larva dan akan mencapai kematangan seksual pada saat dewasa.
Metamorfosis dibagi menjadi dua macam, metamorfosis sempurna dan
tidak sempurna. Contoh metamorfosis sempurna adalah pada kupu-kupu dan
katak. Sedangkan, metamorfosis tidak sempurna terjadi pada belalang.
Metamorfosis pada katak melalui beberapa fase, yaitu:
telur → berudu → katak berekor → katak dewasa
Sedangkan, metamorfosis pada belalang adalah: telur → larva → dewasa.
E. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Manusia
Manusia mengalami dua tahap pertumbuhan dan perkembangan, yaitu
prakelahiran dan pascakelahiran. Berikut ini adalah uraian tentang
tahapan pertumbuhan prakelahiran dan pascakelahiran pada manusia.
- Pertumbuhan Prakelahiran
Proses pertumbuhan dan perkembangan pada manusia dimulai sejak
terjadinya fertilisasi (pembuahan ovum oleh sperma) yang membentuk
zigot. Zigot terus membelah membentuk embrio. Berikut ini adalah
pertumbuhan dan perkembangan prakelahiran pada manusia.
- a. Fertilisasi (Pembuahan)
Pada proses ini terjadi pembuahan antara sel telur dan sel sperma
yang menghasilkan zigot, secara genetik bisa laki-laki atau perempuan.
Dari satu sel tumbuh menjadi dua sel, empat sel, dan seterusnya. Sel-sel
ini akan membentuk tubuh embrio dan organ internal, organ luar, sakus amnio, dan chorion.
- b. Hari ke-6 s.d 9
Pada fase ini, embrio akan menanamkan diri atau menempel pada rahim ibunya.
- c. Minggu ke-2
Di sini terjadi pertumbuhan pertama sel-sel otak embrio. Tubuh embrio
terbentuk menjadi 3 lapisan. Lapisan luar (eksoderm) akan berkembang
menjadi lapisan luar kulit dan sistem saraf. Lapisan tengah (mesoderm)
akan berkembang menjadi pembuluh darah, tulang, kartilago, dan otot.
Lapisan dalam (endoderm) akan berkembang menjadi organ-organ dalam dan
kelenjar-kelenjar.
- d. Minggu ke-3
Jantung embrio mulai berdenyut, semula hanya memiliki 1 ruang. Organ
ini masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan sampai seluruhnya dapat
berfungsi sepenuhnya. Otak dan tulang belakang terpisah. Otak terbagi
menjadi tiga segmen, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.
Plasenta dan anggota badan, seperti lengan dan kaki mulai terbentuk.
- e. Minggu ke-4
Sirkulasi dari dan ke plasenta dimulai. Plasenta
adalah organ sistem sirkulasi antara ibu dan embrio. Melalui plasenta
ini, ibu memberi nutriens dan oksigen ke embrio. Tumbuh jari-jari pada
tangan, memiliki kaki, paha, dan alat organ dalam mulai tumbuh, seperti:
lidah, esofagus, dan lambung. Selain itu, ginjal, hati, kantung empedu,
dan pankreas berkembang untuk beberapa hari. Paru-paru mulai
berkembang, kelenjar tiroid, dan lainnya terbentuk. Muka, organ indera,
dan organ reproduksi mulai terbentuk.
- f. Minggu ke-5
Bagian-bagian otak mengalami spesialisasi fungsi. 40 hari gelombang
otak bisa dideteksi. Telah terbentuk palate (lapisan dalam antara mulut
dengan lidah), lengkap dengan ujung gigi. Wajah sudah menyerupai bentuk
wajah manusia. Pada minggu ini, embrio mulai bergerak. Pergerakan awal
ini penting untuk perkembangan kesehatan otot.
- g. Minggu ke-6
Aktivitas sistem saraf bisa dicatat. Embrio terlihat seperti bayi
miniatur dan kepala terlihat lebih besar karena pertumbuhan otak cukup
cepat. Jari-jari embrio sudah jelas. Wajah dan bibir-bibir sensitif
terhadap sentuhan. Beberapa sistem organ, seperti jantung dan sistem
saraf (otak) siap berfungsi. Jari kaki sudah jelas.
- h. Minggu ke-8
Embrio telah menjadi fetus karena telah selesai proses organogenesis
(perkembangan dan pembentukan organ). Alat genital fetus sensitif
terhadap sentuhan. Penutup mata mulai terbentuk (pelupuk mata).
- i. Minggu ke-10
Fetus telah sanggup mempertahankan kedudukan wajahnya dan posisi
menghisap ibu jari, membuat gerakan bernapas dan gerakan menelan.
Telapak tangan dan telapak kaki fetus sensitif terhadap sentuhan. Indera
penciuman mulai berkembang. Gerakan fetus biasanya konstan, dapat
melangkah, menendang, jungkir balik, meregangkan badan, dan menggerakkan
lengan.
- j. Minggu ke-11 s.d 13
Sumsum tulang mulai memproduksi sel darah putih. Organ reproduksi
luar tampak. Minggu ke 11, penis dan klitoris tampak sama. Bagian dalam
telinga terbentuk, kemungkinan fetus bisa mendengar. Tulang mulai
mengalami proses osifikasi, menjadi keras seperti tulang orang dewasa,
namun fetus masih memiliki tulang yang lunak. Indera pengecap
berkembang.
- k. Minggu ke-14
Fetus bereaksi terhadap suara dan ada reaksi bila mendengar. Fetus
bisa merasakan emosi ibu saat senang dan sedih. Ibu bisa merasakan
tendangan fetus yang kuat.
- l. Minggu ke-15 s.d 16
Sidik jari fetus telah ada, saraf telah dilapisi myelin, dan seluruh tubuh fetus sensitif terhadap sentuhan.
- m. Minggu ke-19
Bayi masih berumur muda. Bila lahir pada saat ini, rentan terhadap
infeksi, sistem imun (kekebalan tubuh) belum sempurna, dan kemungkinan
ada masalah dalam pernapasan.
- n. Minggu ke-24
Pada umur ini, bila bayi lahir kemungkinan bisa bertahan hidup di luar rahim.
- o. Minggu ke-38
Biasanya bayi lahir pada umur ini. Paru-paru bayi telah berfungsi sepenuhnya dan sistem imun siap untuk menghadapi dunia luar.
- Pertumbuhan Pascakelahiran
S etelah bayi lahir, tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan manusia
adalah masa balita dan anak-anak, masa remaja, masa dewasa, dan masa
tua (manula).
- a. Masa Balita dan Anak-Anak
Kelahiran merupakan perubahan lingkungan. Pertum-buhan dan
perkembangan yang terjadi setelah kelahiran merupakan suatu proses
kelanjutan dari proses perubahan dari embrio dan janin. Bayi sangat
membutuhkan ASI (Air Susu Ibu) untuk pertumbuhannya.
Setelah bayi lahir, penyesuaian yang pertama kali adalah pernapasan karena setelah lahir persediaan O
dari ibu terputus. Saat bayi lahir, perubahan mendadak antara udara
yang hangat di dalam rahim dengan udara luar yang dingin menyebabkan
bayi menangis sehingga menarik udara masuk paru-paru dan pernapasan pun
dimulai.
Pada saat bayi lahir, gigi susu serta gigi seri telah ada pada gusi.
Namun, gigi susu biasanya tumbuh pada usia enam bulan atau tujuh bulan.
Gigi bawah tumbuh lebih dulu daripada gigi atas. Geraham pertama muncul
antara umur 12 dan 16 bulan, kemudian gigi taring menyusul.
Pada usia 1 bulan, bayi mulai membalikkan kepala, belajar memfokuskan
mata, serta mengkoordinasikan mata de ngan mengikuti benda bergerak.
Usia 2 bulan mulai tersenyum. Selanjutnya, bayi mengkoordinasikan tangan
untuk memegang benda.
Umur 3 bulan, bayi sudah mulai belajar bersuara. Umur 6 bulan bayi
sudah mulai dapat membedakan antara orang yang dikenalnya dan orang
asing. Memasuki umur 7 bulan, bayi mulai berputar, duduk, kemudian
merangkak, belajar berdiri sambil berpegangan. Selanjutnya, berdiri
tanpa berpegangan di akhir tahun pertama. Selain itu, mulai belajar
meniru bermacam-macam bunyi yang memiliki arti tertentu.
Tahun kedua, telah mengetahui hubungan dirinya dengan keluarga, dan
ingin mengetahui semuanya. Perhatian mu dah teralihkan. Antara umur 1 – 3
tahun, bayi belajar memusatkan perhatian dan minat pada benda-benda,
belajar untuk tidak tergantung pada orang lain. Perasaan cemas dan takut
mulai ada. Belajar lebih cepat, dapat berjalan, mulai berceloteh hingga
bercakap-cakap, menyelidiki rumah dan sekitarnya, serta belajar makan
sendiri.
Antara umur 3 – 6 tahun, sifat keingintahuan sangat menonjol. Banyak
bertanya, kemampuan pengamatan bertambah dengan teratur sehingga mulai
mampu memecahkan teka-teki sederhana. Angan-angan anak berkembang pesat,
penuh imajinasi, misalnya teman main pura-pura, ayah khayalan, dan
meniru orang tua.
- b. Masa Remaja dan Masa Pubertas
Menjelang usia 6 – 11 tahun, mula-mula pertumbuhan badan terjadi
secara cepat, kemudian melambat. Anak mulai tidak tergantung orang tua,
mulai berkembang akal pengendalian diri. Membentuk kelompok dan kumpulan
tersendiri. Mulai berminat pada perilaku yang baik, dan teratur.
Kecerdasan dan pengertian berkembang, menyadari pentingnya belajar,
mulai mengembangkan cara-cara baru dalam membaca dan belajar.
Pada masa remaja terjadi perubahan dalam pertumbuhan fisik yang
meliputi pertumbuhan dan kematangan kepribadian. Masa ini merupakan
tahap manusia menuju kedewasaan sering disebut dengan masa pubertas.
Dalam masa pubertas ini, pertumbuhan badan terjadi sangat cepat, masa
ini adalah masa pematangan, baik pada laki-laki maupun perempuan. Saat
masa pubertas inilah laki-laki dan perempuan telah mampu menghasilkan
sperma dan ovum (sel telur) yang ditandai dengan ciri-ciri seks
sekunder.
Masa pubertas pada perempuan biasanya terjadi pada usia 9 – 13 tahun.
Perempuan akan bertambah tinggi dan badan yang gemuk menjadi ramping
dengan cepat.
Ciri-ciri seks sekunder pada perempuan yang dapat dilihat, misalnya
payudara membesar, panggul membesar, rambut tumbuh di sekitar alat
kelamin dan ketiak, kadang timbul jerawat. Selain itu, kematangan organ
reproduksi ditandai dengan mendapatkan haid (menstruasi) yang pertama.
Hal ini menandai adanya pelepasan pertama ovum dari indung telur.
Pertambahan tinggi badan melambat.
Masa pubertas pada laki-laki terjadi antara umur 10 – 14 tahun. Pada
masa ini kematangan organ reproduksi ditandai dengan terbentuknya sperma
dan terjadi pengeluaran sperma pada saat tidur (mimpi basah).
Ciri-ciri seks sekunder pada laki-laki, misalnya tumbuh rambut di
sekitar alat kelamin, ketiak, tumbuh kumis, jenggot, tumbuh jakun, suara
menjadi besar, otot-otot membesar, dan dada menjadi bidang. Setelah
usia 14 tahun, pertambahan tinggi akan berkurang atau melambat. Pada
masa pubertas kecerdasan berkembang cepat, kecepatan dan ketepatan
keterampilan motorik menonjol, dan perkembangan mental terbentuk.
- c. Masa Dewasa
Pada masa dewasa, pertumbuhan tinggi badan pada manusia berhenti.
Secara psikologis, manusia sudah matang dalam pemikiran mulai sadar akan
tanggung jawabnya. Memikirkan pentingnya pekerjaan dan pendidikan demi
masa depan, juga rencana untuk berkeluarga.
- d. Manula
Manusia tidak selamanya berada dalam puncak kekuatan. Menjadi tua
adalah proses yang biasa dialami semua makhluk hidup, termasuk manusia.
Manusia lanjut usia sering disebut manula.Pada masa usia lanjut ini,
kekuatan tumbuh tulang berkurang. Jika cedera susah sembuh. Keadaan
keseimbangan metabolisme tubuh berkurang, penyembuhan luka berkurang
kecepatannya, kerja organ-organ tubuh menurun, berkurangnya elastisitas
kulit, dan rambut memutih.
Pada wanita (umur 48-50) mengalami menopause, yaitu berakhirnya kemampuan organ reproduksi menghasilkan ovum. Pada laki-laki kemampuan seksual kemungkinan menurun.
Penurunan yang teratur dalam hal penciuman, pendengaran, penglihatan,
dan ingatan. Pada masa usia lanjut sering terjadi gangguan kesehatan.
Hal ini tergantung pada manusia, bagaimana memelihara dan menjaga
kesehatan tubuhnya. Masa ini, tanggung jawab manusia biasanya sudah
berkurang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar