Sabtu, 17 Maret 2012
NILAI ENERGI BAHAN MAKANAN
Dasar-dasar pengertian beberapa istilah.
- Calorie (cal = satuan kalori kecil) dalam ilmu makanan ternak adalah jumlah panas yng dibutuhkan untuk meningkatkan temperatur 1 gram air dari 14,5 ºC menjadi 15,5 ºC.
- K.cal = kilo calori ialah 1000 kalori kecil.
- Megacal = 1000 k.cal = 1 juta kalori kecil.
- Grosss energy (GE) : adalah jumlah panas dalam kalori yang dihasilkan apabila substansi makanan dioksider secara menyeluruh sehingga menghasilkan CO2, H2O dan gas-gas lain di dalam bomb kalorimeter.
- Energy bruto (GEi) : berat kering makanan yang dikonsomsikan kali GE dari makan persatuan berat bahan kering.
- Energy faeces / Feacal energy (FE) : adalah gross energy dari faeces. Ini terdiri dari energy zat-zat yang tidak dapat dicerna dan fraksi metabolis dari faeces.
FE = berat kering dari faeces kail GE faeces per unit berat kering faeces.
- Urinary energy (UE) : adalah gross energy dari urine. Termasuk didalamnya energy dari non oxidized portion dari makanan yang diabsorbsi dan energy yang terdapat dalam urine.
- Gaseons Products of Digestion (GPD) : adalah energy dari gas-gas yang mudah terbakar yang dihasilkan di dalam trachus digestivus dengan jalan fermentasi dari ransum. Sebagian besar gas tersebut berbentuk gas methane.
- Metabolyzable Energy (ME) : adalah energi yang terhimpun dalam zat-zat yang dapat dicerna dikurangi dengan energi yang ada dalam urine (UE) dan energi dalam gas-gas (GPD) juga disebut Energi Tersedia atau Available Energy.
- Heat Incerment (HI) disebut pula Energy Thermis : ialah energi yang digunakan untuk pengunyahan dan proses pencernaan makanan.
- Net Energy (NE). NE=ME-HI. Adalah energi yang digunakan untuk hidup pokok (Nem) dan untuk berproduksi (Nep).
PENGUKURAN NILAI NUTRISI
Nilai nutrisi biasanya dibatasi untuk penentuan-penentuan energi dan protein ; mineral dan vitamin diperhatikan secara terpisah.
Nilai energi dari bahan makanan dapat
dinyatakan dengan cara yang berbeda-beda. Pernyataan mengenai nilai
energi bisa didapatkan secara langsung dengan penelitian atau dihitung
dengan menggunakan faktor-faktor yang dimilikinya. Perlu diketahui
bahwa faktor-faktor ini bagi peneliti yang berbeda mempunyai nilai yang
berbeda, jadi faktor-faktor tersebut hanya merupakan rata-rata saja.
Nilai Energi
Gross Energy. Gross Energy didefinisikan sebagai energi yang dinyatakan dalam panas bila suatu zat dioksider secara sempurna menjadi CO2 dan air. Tentu saja CO2
dan air ini masih mengandung energi, akan tetapi dianggap mempunyai
tingkat nol karena hewan sudah tidak bisa memecah zat-zat melebihi CO2
dan air. Gross Energy diukur dengan alat bomb calorymeter. Apabila N
dan S terdapat dalam senyawa disamping karbon, H dan O (C, H dan O),
unsur-unsur tersebut akan timbul sebagai oksida nitrogen dan sulfur pada
waktu senyawa itu dioksider dalam bomb calorymeter.
Nilai-nilai tertentu dari Gross Energy
dapat dilihat dalam tabel 5. Nilai-nilai tersebut dan nilai-nilai
lainnya apabila dirata-ratakan menurut 3 kelompok makanan utama
memberikan suatu gambaran yang dapat dilihat dalam tabel 6 kolom 2 dan
3.
Tabel 5. Panas pemabkaran, atau nilai graoss energy (Maynard, L. A. Animal Nutrition, Mc Graw Hill, 2nd Ed, 1947 Copyright, 1983, 1947).
Senyawa | Panas pembakaran (Kcal/gr) |
Glucose | 3,76 |
Sucrose | 3,96 |
Gula | 4,23 |
Lemak mentega | 9,21 |
Lemak | 9,48 |
Lemak biji-bijian | 9,33 |
Casein | 5,86 |
Elastin | 5,96 |
Gliadin | 5,74 |
Tabel 6. Rata-rata panas pembakaran
dengan berbagai koreksi yang digunakan untuk memberikan nilai-nilai
fisiologi. Imbangan dari nilai-nilai akhir yang telah dibetulkan dengan
mengambil karbohidrat sebagai satuan. (Berdasarkan Wood, T. B. Animal
Nutrition, University Tutorial Press, 1924).
Nilai energi
Senyawa
Panas pemabkaran disesuaikan Ratio berdi laboratorium dengan kehilangan dengan kehil. Dasarkan seb. Absorbsi. Kolom 7.
Kcal/g | Kcal/lb | Kcal/g | Kcal/lb | Kcal/g | Kcal/lb | ||
Karbohidrat | 4,10 | 1.861 | 3,76 | 1.77 | 3,76 | 1.77 | 1,00 |
Protein | 5,80 | 2.633 | 5,80 | 2.633 | 4,70 | 2.133 | 1,25 |
Lemak | 9,30 | 4.222 | 8,80 | 4.000 | 8,80 | 4.000 | 2,34 |
Dapat dilihat bahwa lemak lebih kaya akan energi daripada karbohidrat maupun protein.
Energy dapat dicerna.
Bila gross energy dari faeces dikurangkan dari gross energy makanan,
kedua nilai tersebut didapatkan dengan alat bomb calorimeter, dan faeces
tersebut didapatkan pada keadaan experiment yang terkontrol, perbedaan
tersebut merupakan energi dapat dicerna.
Jadi : Gross energy makan – gross energy faeces = energy dapat dicerna. (D.E).
Dengan perkataan lain energi dapat
dicerna merupakan kandungan energi dari bagian makanan itu yang
nampaknya dapat dicerna dan diabsorbsi. Nilai ini merupakan suatu
petunjuk yang baik untuk menilai nutrisi daripada gross energy.
Walaupun demikian gas-gas sisa terutama
methan dapat dihasilkan dan dilepaskan akan tetapi dihitung sebagai
telah dicerna dan absorbsi. Kehilangan-kehilangan seperti itu dapat
diabaiakan pada hewan non ruminansia, tetapi pada ruminan perlu
dibetulkan dari kehilangan energi tambahan itu sebagai methan untuk
mendapatkan nilai energi dapat dicerna yang benar.
Biasanya diadakan pembentukan koefisien
daya cerna dengan mengadakan perhitungan terhadap produk excretory yang
benar, dan tidak mengadakan pembetulan dari kehilangan yang ditimbulkan
karena methan, tetapi bukan dengan kesalahan-kesalahan yang yang
berhubungan dengan excretory yang sebenarnya. Hal ini sudah semestinya
karena pada penelitian-penelitian energi produk excretory yang
sebenarnya merupakan suatu kehilangan yang harus diperhatikan.
Pembetulan terhadap methan di dalam mempelajari energi merupakan suatu
pembetulan yang besar dari pada dalam hal memelajari daya cerna.
Jadi :
Gross energy makanan – (gross energy faeces + gross energy methan) = energi dapat dicerna yang sebenarnya.
Persamaan ini dapat disempurnakan dengan
mengalikan gross energy methan dengan faktor 1,8. Hal ini sehubungan
dengan kehilangan panas tambahan oleh fermentasi pada waktu methan itu
dihasilkan.
Perlu juga dicatat bahwa produksi methan
ini dapat dihitung dari persamaan-perasamaan yang berdasarkan pada daya
cerna energi atau daya cerna karbohidrat ransum tersebut.
Untuk mendapatkan nilai-nilai energi yang
dapat dicerna dengan perhitungan-perhitungan memerlukan penelitian yang
mana makanan . faeces dan gas-gas sisa (methan) dikumpulkan dan diambil
sample-nya dan dihitung gross energynya. Akan tetapi suatu cara lain
untuk mendapatkan hasil yang serupa terdapat juga, bila penggunaannya
dibuat dari data banyak percobaan daya cerna yang telah dilakukan
terhadap kelas makanan yang dipelajari dan terhadap kelompok hewan yang
diberi makan. Rata-rata gross energy karbohidrat diketahui adalah 4,1
kcal/g dan bial perhitungan dilakukan untuk fermentasi nilai rata-rata
ini menurun menjadi 3,76 karena methan yang dibentuk selama fermentasi
membawa beberapa energy kimia dari karbohidrat. Pembetulan ini tidak
bisa digunakan untuk kehilangan yang lebih lanjut dalam panas fermentasi
dan lebih lanjut hal ini tidak perlu pada non ruminan, karena methan
yang dihasilkan sedikit sekali. Lemak mempunyai nilai 9,3, tetapi ini
merupakan lemak murni, sedangkan dalam bahan makanan alam lemak yang
terdapat di dalamnya bukanlah lemak murni akan tetapi ekstrak eter.
Untuk menghitung ini lemak diturunkan dari 9,3 menjadi 8,8 kcal/g (Tabel
6 kolom 4 dan 5). Pada tahap ini protein tidak memrlukan pembetulan
(lihat dibawah).
Jadi dengan menggunakan faktor-faktor
kolom 5 tabel 6 dan mengalikan bahan-bahan makanan dapat dicerna itu
dengan faktor-faktor ini dadapatkan nilai energi dapat dicerna (contoh –
I),
Contoh – I. Perhitungan energi dapat dicerna, TDN, ME, dan gross digestible energy.
Dengan menggunakan bungkil kacang sebagai contoh yang mengandung :
42,0 % protein kasar dapat dicerna, 6,8 % extrak eter dd., 19,7 % BETN dd, 0,5 % S.K. dd.
A. Energi dapat dicerna per 100 lb.
Dikalikan dengan faktor-faktor yang dimiliki :
Protein kasar dapat dicerna 42,0 x 2.633 = 110.586 kcal
Extrak eter dapat dicerna 6,8 x 4.000 = 27.200 kcal
BETN dapat dicerna 19,7 x 1.707 = 33.627 kcal
S.K dapat dicerna 0,5 x 1.707 = 854 kcal
172.267 kcal
Energi dapat dicerna itu (bukan gross
digestible energy) adalah 172.267 kcal / lb. Nilai ini adalah energi
yang dapat dicerna yang sebenarnya karena disesuaikan dengan kehilangan
methan tetapi tidak disesuaikan dengan kehilangan panas fermentasi
methan.
B. TDN per 100 lb.
Untuk menimbang nilai extrak eter karena kandungan energinya yang tinggi, pertama-tama dikalikan dengan faktor 2,25.
Jadi extrak eter dapat dicerna 6,8 x 2,25 = 15,3.
Kemudian :
Protein kasar dapt dicerna 42,0 lb.
Extrak eter dapat dicerna 15,3 lb. (tertimbang).
BETN dapat dicerna 19,7 lb.
S.K. dapat dicerna 0,5 lb.
77,5 lb TDN
C. Energi metabolis per 100 lb.
Dikalikan dengan faktor-faktor yang dimiliki.
Protein kasardapat dicerna 42,0 x 2.123 = 89.586 kcal
Extrak eter dapat dicerna 6,8 x 4.000 = 27.200 kcal
BETN dapat dicerna 19,7 x 1.707 = 33.627 kcal
S.K. dapat dicerna 0,5 x 1.707 = 854 kcal
151.267 kcal
Jadi energi metabolis = 151.267 kcal / lb.
Ini adalah energi dapat dicerna dikurangi yang hilang dari urine.
D. Gross digestible energy (dinyatakan sebagai pati) per 100 lb.
Dikalikan dengan faktor-faktor yang dimiliki.
Protein kasar dapat dicerna 42,0 x 1,25 = 52,50 lb.
Extrak eter dapat dicerna 6,8 x 2,34 = 15,91 lb.
BETN dapat dicerna 19,7 x 1,00 = 19,70 lb.
S.K. dapat dicerna 0,5 x 1,00 = 0,50 lb.
88,61 lb.
Jadi gross digestable energynya adalah 88,61 lb. Per 100 lb.
Ini berarti bahwa 88,61 lb. Pati akan
menghasilkan energi pada tubuh itu sebanyak yang dihasilkan oleh 100 lb.
bahan makanan itu.
Sekarang 1 lb. pati menghasilkan 1.707
kcal energi pada tubuh itu, jadi kandungan energi dari 88,61 lb. pati
adalah : 88,61 x 1.707 = 151.257 kcal.
Jadi gross digestible energy (dinyatakan
sebagai pati) merupakan cara lain untuk menyatakan ME, dan tidak sama
dengan energi dapat dicerna (DE).
Sekarang ini lebih banyak digunakan suatu
sistim yang berdasarkan pendapat yang sama, adalah menggunakan suatu
nilai yang dikenal sebagai TDN. Dalam hal ini, dianggap bahwa lemak
mempunyai 2,25 kali energi lebih banyak dari karbohidrat maupun
protein. Oleh karena itu, nilai lemak dapat dicerna dikalikan dengan
2,25 sebelum menambahkan nilai itu pada bahan-bahan dapat dicerna
lainnya (contoh I B).
Cara ini seperti juga yang lainnya,
menganggap bahwa energi dapat dicerna dari berbagai ransum digunakan
secara sama pada semua tingkat pemberian makan dan untuk semua tujuan
produksi. Hal ini tidak benar. Dikatakan bahwa hal tersebut benar
untuk ransum yang seimbang, akan tetapi sulit untuk mendefinisikan
ransum semacam itu. Lepas dari masalah tersebut perlu diketahui bahwa
sistim TDN telah diperkenalkan ke negara ini, baru-baru ini dalam
bulletin kementrian pertanian no. 48;: Rationspor Livestock, sebagai
suatu cara penghitungan pemberian makan pada babi perlu diketahui bahwa
ini mempunyai hubungan yang erat dengan ME.
Energi metabolis.
Energi dapat dicerna yang sebenarnya, terdapat dalam senyawa-senyawa
kimia yang mana melalui tubuh hewan itu dengan cara absorbsi, akan
tetapi energi ini tidak semuanya digunakan oleh hewan itu, karena ada
yang dalam urine. Ini adalah gross energy urine dan dapat dihitung
dengan alat bomb calorimeter juga. Apabila ini diperhitungkan maka
sisanya merupakan ME.
Jadi :
Energi dapat dicerna yang sebenarnya gross energy urine = ME.
Atau
Gross energy G.E. makanan – (gross energy F.E faeces + gross CPD energy methan + gross energi urine) + M.E.
M.E. yang disesuaikan dengan panas fermentasi, didapatkan apabila nilai gross energy methan dikalikan dengan faktor 1,8.
Nilai ME dapat dihitung dengan menentukan
gross energy makanan dan excreta padat, cair dan gas, dengan
menggunakan bomb calorymeter: tetapi harus dilakukan penelitian yang
lengkap. Masih ada cara lain dalam mengadakan perhitungan itu. Telah
dapat dilihat bahwa nilai-nilai energi untuk karbohidrat dan lemak dapat
disesuaikan untuk memberikan nilai energi fisiologis yang agak rendah
daripada nilai laboratoris.
Nilai protein dapat disesuaikan juga
dengan mengadakan perhitungan bagian energi kimia dari protein itu yang
terlapas dari tubuh dalam bentuk urea; penyesuaian ini menurun dari 5,8
menjadi 4,7 kcal / g protein (tabel 6 kolom 6 dan 7). Walaupun demikian
perlu diingat bahwa ada beberapa perbedaan pendapat tentang nilai 5,8
itu, peneliti-peneliti lain lebih senang menggunakan nilai 5,7 dan lebih
jauh penurunan sebesar 1,1 tersebut tidak diterima oleh semua
peneliti-peneliti dan biar bagaimanapun akan mengubah klas-klas ternak
yang berbeda.
Dengan memakai nilai-nilai faktor
fisiologi (tabel 6, kolom 7), dan dengan mengalikan unsur-unsur
pencernakan dari bahan makanan oleh faktor-faktornya yang layak,
didapatkan ME yang dihitung (misal I C).
Belum lama ini telah dibuktikan oleh Carpenter dan Clegg bahwa untuk ransum ayam ME boleh dihitung dari hasil analisa kimia.
Jadi :
|
Bahan makanan dengan demikian dapat
dievaluasi atas dasar ME, yang secara luas digunakan sebagai ukuran
energi dari isi makanan dalam ranmsum ayam. Blaxter juga menganjurkan
basis ini dalam hubungan lain. Adalah penting juga untuk mengenal lagi
bahwa ME tidak menggambarkan dengan sesungguhnya faedah sesuatu makanan
terhadap hewan, pula bukan sesuatu yang tetap, oleh karena telah
dibuktikan bahwa pada makanan yang penuh ME nya lebih rendah daripada
dalam makanan yang kurang. Meskipun demikian sebelum memikirkan akan
suatu pemurnian lebih lanjut, hal-hal yang ada hubungannya dengan ME
harus diperhatikan.
Pertama, jika ME makanan dipengaruhi oleh
endapan protein, akan lebih berharga daripada jika dipengaruhi oleh
produksi panas karena oksidasi, oleh karena yang pertama tidak
menghasilkan pengurangan urea dalam urine sedangkan yang terakhir ini
kehilangan urea dalam urine. Meskipun demikian akan terdapat
kesalahan-kesalahan hanya jika memakai faktor-faktor standart, tidak
demikian jika ME diukur dengan langsung. Tentunya faktor 5,8 bisa
memindahkan 4,7 jika endapan protein diindahkan asalkan dijamin
penggunaannya 100%.
Kedua, telah dibuktikan bahwa untuk
ransum yang dicampur timbul hubungan antara energi metabolis dengan
jumlah zat-zat makanan yang dapat dicerna. Nilai-nilai yang biasa
digunakan :
1 1b. seluruh makanan yang dicerna mengandung 1,616 kcal. ME.
Ketiga, hal yang ketiga ini ada kaitannya dengan waktu-waktu yang tertentu yang bisa menimbulkan sesuatu salah pengertian.
Jika nilai-nilai untuk unsur-unsur
pencernaan dari bahan makan dikalikan dengan faktor-faktor yang layak
yang tercantum dalam tabel 6 kolom 8 (perimbangan pokok) kemudian
dijumlah, akan didapat suatu angka yang menunjukkan gross energy dapat
dicerna dimana dapat diwujudkan sebagai pati. Nilai ini sungguh-sungguh
mewujudkan idea bahwa jumlah pati yang dapat dicerna dengan baik akan
menghasilkan jumlah energi badan yang sama sebagai bahan makanan yang
dibicarakan dan jelas ini adalah perwujudan ME yang diberikan. Maka
apabila nilai gross energy bisa dicerna bisa ditambah dengan adanya
faktor-faktor dari energi yang berada dalam pati kemudian nilai dari
energi yang bisa dimetabolisir dalam kcal bisa diperoleh. (contoh I D).
Jadi hal-hal yang tidak menguntungkan
bagi gross energi bisa dicerna adalah bahwa itu adalah suatu nilai
energi bisa dicerna melainkan energi yang bisa dimetabolisir,
selanjutnya ini telah ditunjukkan sebagai daya tahan strarch equivalent
dan akan sama saja tidak menguntungkan bila daya tahan tersebut masih
menyebabkan kebingungan dalam hubungannya terhadap produksi dari Kellner
yaitu strarch equivalent, strarch equivalent biasa akan dibicarakan
kemudian.
Penggunaan istilah gross energy dapat dicerna dan daya tahan strarch equivalent sekarang harus kita kesampingkan dahulu.
Net Energy
(NE) bila makanan telah dimakan selalu ada penambahan panas tubuh.
Kenaikan ini berasal dari masticasi dan penambahan gerakan intestinal,
fermentasi dalam retikulorumen, rangsangan terhadap sekresi cairan
pencernaan dan sebuah rangsangan langsung terhadap metabolisme. Jumlah
dari semua efek ini diukur dalam panas yang dihasilkan, yang dinyatakan
dalam spesifik dynamic efect (S.D.A) atau tyhermic energy. Pertambahan
produksi panas per unit dari makanan ekstra dapat juga disebut panas
tambahan (heat increament). Bila nilai untuk thermic energy dikurangkan
dengan energy metabolis maka perbedaanya merupakan net energy.
Metabolis energy – thermic energy = net energy
(M.E.) (H.I.) (N.E.)
net energy dapat digunakan untuk tiga
dasar keperluan. Pertama, dipandangan sebagai simpanan energi untuk
melakukan fungsi pokok, seperti mempertahankan organ-organ tubuh dari
posisinya, menggerakkan internal organ dan bahkan untuk mencukupi
keperluan energi untuk berdiri. Pada akhirnya semua energi ini
dinyatakan sebagai panas.
Kedua, dapat digunakan untuk menghasilkan
gerakan eksternal, misalnya beraknya binatang itu dari tempat ke tempat
lain, atau menggerakkan pedati dengan sebaik-baiknya. Pertama dan
kedua disebut Net Energy for Maintenance (NEm).
Ketiga, Net Energy dapat disimpan sebagai
energi kimia dalam tubuh, misalnya lemak yang menempel pada binatang
itu. Simpanan energi ini dapat digunakan hewan itu kemudian bila
diperlukan. Demikian juga simpanan energi kimia dapat berbentuk telur
atau susu. Disebut Net Energy for Production (NEp) atau NE gain. Dalam
sesuatu hal ini akan bisa hilang pada ternak tertentu, tetapi mungkin
digunakan oleh manusia atau hewan itu sebagai sumber energi
keturunannya. Dalam proses produksi, termasuk kerja maka Net Energy
akan ditunjukkan oleh nilai energi dari hasilnya dan sisa dari metabolis
energi akan berbentuk panas.
Net energy dari makanan sangat berguna
baik untuk daya tahan ataupu n produksi. Dan untuk langkah selanjutnya
kita akan mengukurnya.
Adalah mungkin dalam pengukuran gross
energy dengan menggunakan keseimbangan energi, energi dapat dicerna,
metabolis energi dan produksi panas. Akan tetapi bila kita mengetahui
bahwa binatang itu tidak beraktifitas nilai net energy dinyatakan dengan
energy yang disimpan dalam tubuh ditambah dengan energy yang digunakan
untuk melakukan fungsi pokok, yang mana akan dinyatakan sebagai panas.
Maka hal ini dapat dilihat bahwa keseimbangan energy dari tipe yang umum
tidak dapat digunakan untuk memperoleh suatu angka dari net energy,
sebab dia terdiri dari simpanan energy ditambah dengan bagian dari
produksi panas yang tidak diketahui, yang mana berasal dari kenaikan
energy untuk melakukan fungsi vital ditambah dengan thermic energy.
Armsby, seorang yang menciptakan konsep
dari net energy, menyelesaikan kesukaran-kesukaran dengan mengemukakan
dua macam percobaan tentang keseimbangan energy dengan menggunakan dua
macam standart makanan yang berbeda dan dari rasio yang sama yang
masing-masing dibawah pengawasan. Kemudian dengan cara yang
bermacam-macam dia bisa menghitung nilai net energy dengan menyamakan
penambahan makanan terhadap akibat penyimpanan dalam jaringan-jaringan
(contoh II).
Contoh II.
Perhitungan nilai net energy dari data-data percobaan (Armsby H.P, Animal Nutrition thn 1917, Macmillan Co.)
Bila lembu yang dikebiri diberi makan
dengan rumput kering pada dua level yang masing-masing dibawah
pengawasan dan dikerjakan pula pengukuran terhadap energy serta produksi
panasnya.
Rumput kering tadi mengandung 935 kcal dari meabolis energy per lbs.
Percobaan | Rumput kering dalam lb. | Metabolis energy yang diperoleh | Panas yang diproduksi | Energy yang hilang dari tubuh |
Kcal | Kcal | Kcal | ||
1 | 6.17 | 5,768 | 8,064 | 2,296 |
2 | 10.21 | 9,544 | 9,812 | 268 |
Perbedaan | 4.04 | 3,776 | 1,748 | 2,028 |
Perbedaan per lb. | 1.00 | 935 | 433 | 502 |
Maka 1 lb. rumput kering mengandung 935
kcal metabolis energy yang mana dari 433 kcal hilang sebagai panas.
Pertambahan dari produksi panas dengan bertambahnya konsumsi makanan
biasanya dinyatakan sebagai panas tambahan (increament). Sisa 502 kcal
memperkecil hilangnya energy dari tubuh dengan kata lain, 1 lb. rumput
kering dengan ransum dibawah standart pemeliharaan akan menurunkan
pengrusakan jaringan-jaringan tubuh oleh sejumlah energy yang setara
dengan 502 kcal. energy ini adalah energy rumput kering.
Percobaan ini dilakukan dalam usaha
penggemukan lembu-lembu kebiri dan perhitungan nilai Net Energy oleh
Armsby didasarkan atas data dari Kellner. Dengan cara ini maka nilai
Net Energy dapat diperoleh, tetapi dengan suatu anggapan bahwa nilai NE
adalah konstan pada semua tingkat nutrisi atau dengan kata lain ada
hubungan langsung antara NE dan GE. Pendapat ini sekarang dinyatakan
tidak tepat. NE berkurang dengan bertambahnya nilai dari tingkat
nutirisi (sebagian, tidak menyeluruh), berkat adanya pengurangan ME.
NE pada level pemberian makanan yang
tetap akan berbeda pula untuk tipe produksi yang berbeda. Sebagai
contoh, dari 1000 Kcal ME, 693 Kcal NE dapat diperoleh dari susu, tetapi
hanya 575 Kcal yang untuk penggemukan disebabkan nilai-nilai yang
berbeda dari thermic energy (H.I.) yang berhubungan dengan proses
tersebut. Selanjutnya nilai NE untuk pemeliharaan tidak sama dengan NE
untuk penggemukan.
Niali NE secara teoritis adalah cara
yang paling benar dalam penilain nilai nutrisi, sebab telah
diperhiutngkan segala bentuk penyusutan energy dalam proses
metabolisme. Meskipun demikian penggunaannya didalam praktek tidak
begitu cocok.
- Angka Manfaat (AM)
Adalah angak prosentase yang didapat dari
Sebagai penutup dari bab ini, dibawah ini akan dituliskan bagan terjadinya Net Energy.
Energy makanan (G.E.)
– FE
Digestible Energy (DE)
–UE
–GPD
Metaboliza ble Energy (ME)
–HI
NET ENERGY (NE)
NEm (untuk pokok hidup) Nep (untuk produksi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar