Rabu, 28 Maret 2012
Macam-Macam Gaya Bahasa Indonesia
Gaya Bahasa dalam Bahasa Indonesia
Gaya bahasa merupakan cara atau teknik untuk menyampaikan sesuatu. Gaya bahasa
memiliki peranan yang sangat penting dalam misi menyampaikan maksud
kepada orang lain baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. salah satu
fungsi penggunaan gaya bahasa yaitu untuk menjadikan pesan yang kita
sampaikan lebih mengena kepada penerima pesan. Hal tersebut karena gaya
bahasa memiliki efek tertentu pada pendengar atau pembaca.Berikut ini
beberapa gaya bahasa yang digunakan dalam bahasa Indonesia.
Gaya Bahasa |
1. Alusio merupakan
pernyataan atau maksud yang disampaikan secara berkias tetapi hanya
sebagian saja, karena umum dianggap sudah mengetahui kelanjutan dan
maksud yang sebenarnya.
Contoh : Sudah selayaknya dalam setiap usaha kita harus selalu berakit-rakit ke hulu.
2. Antiklimaks merupakan suatu
pernyataan yang disusun secara berurutan dari yang paling tinggi, makin
menurun dan makin menurun dan makin menurun sampai kepada yang makin
rendah.
Contoh : Jangankan seratus ribu, sepuluh ribu, seribu bahkan seratus rupiah pun aku tak sudi membeli barang haram itu.
3. Antithesis merupakan pernyataan yang diungkapkan dengan kata-kata yang saling bertentangan.
Contoh : Tua muda, besar kecil, kaya miskin mempunyai tanggung jawab yang sama di depan Tuhan.
4. Antonomasia merupakan
keterangan suatu hal yang kemudian dijadikan pengganti benda atau
sesuatu yang mempunyai keterangan tersebut.
Contoh
: Semoga Yang Maha Pengasih selalu melindungi perjuangan kita. ( Yang
Maha Pengasih merupakan keterangan dari sifat Tuhan yang digunakan
sebagai pengganti kata Tuhan dalam kalimat di atas.)
5. Apofasis merupakan suatu cara menegaskan sesuatu tetapi dengan cara yang seolah-olah menyangkalnya.
Contoh : Saya tidak akan mengatakan dalam forum ini, bahwa Saudaralah yang membocorkan rahasia itu.
6. Asindeton merupakan suatu
cara mengemukakan beberapa hal atau peristiwa secara berurutan dengan
tanpa menggunakan kata sambung.
Contoh : matahari, bumi, bulan, bintang yang berjuta-juta itu beredar dengan teratur menurut garisnya sendiri-sendiri.
7. Ellipsis merupakan suatu cara
mengemukakansesuatau dengan menghilangkan suatu kata atau lebih, tetapi
yang dengan mudah dapat dilanjutkan sendiri oleh pendengar atau
pembacanya. Contoh : dari segi fisik, saya percaya engkau kuat; badanmu
sehat, tetapi psikis……. (setelah psikis kalimat tersebut tidak
dilanjutkan karena memang setiap yang medengar kalimat tersebut mesti
sudah dapat memahami kelanjutan kalimat tersebut yang berupa
ketidakpercayaan).
8. Epemisme disebut pula
ungkapan penghalus ialah suatu cara mengemukakan pikiran atau perasaan
dengan menggunakan kata-kata dengan arti yang baik dengan maksud agar
tidak menyinggung perasaan orang. Epemisme dapat pula berupa
ungkapan-ungkapan penghalus untuk menggantikan kata-kata yang dirasakan
kurang sopan.
Contoh : sejak ditinggal suaminya, ia agak kurang waras.
9. Enumerasi merupakan suatu cara mengemukakan suatu peristiwa atau keadaansecara hterpisah-pisah, bagian demi bagian.
Contoh
: rakyat yang dicurigai mulai ditangkap , penyiksaan terjadi di
mana-mana, berbagai larangan mulai dikeluarkan, termasuk larangan
bergerombol lebih dari tiga orang.
10. Eponim merupakan suau cara melukiskan sesuatu dengan mengambil sifat-difat yang dimiliki oleh nama-nama yang terkenal.
Contoh : lihatlah, Srikandi-Srikandi kita sedang berbaris dengan tegapnya.
(gadis yang pemberani)
11. Hiperbola merupakan suatu cara untuk menyatakan sesuatu denagn berlebih-lebihan.
Contoh : keringatnya menganak sungai.
12. Iuendo merupakan suatu cara
menyindir dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya, atau dengan kata
lain menyindir dengan cara yang tidak langsung.
Contoh : tentu saja ia kaya, karena sedikit-sedikit mau mengomersilka jabatanya.
13. Ironi merupakan suatu cara mnyindir denganmengatakan yang sebaliknya.
Contoh : baru jam 08.00, mengapa kau sudah bangun?
14. Klimaks merupakan suatu cara
mengemukakan sesuatu, idé atau keadaan dengan mengurutkan dari tingkat
yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi.
Contoh: jangasnkan seorang, dua orang, kalau perlu seluruh kelas dapat datang ke rumahku.
15. Koreksio merupakan suatu
cara menarik perhatian pendengar atau pembaca dengan mengatakan sesuatu
yang salah kemudian dibetulkan.
Contoh : pada waktu itu saya di Surabaya; Oh tidak, di Jakarta.
16. Litotes merupakan cara
mengemukakan sesuatu dengan maksud merendahkan diri. Karena itu sesuatu
atau hal tersebut akan dinyatakan tidak sesuai keadaan sebenarnya.
Contoh : terimalah barang yansg tak berharga ini sebagai tanda mata.
17. Metafora merupakan suatu
cara mengatakan atau melukiskan sesuatu dengan membandingkanya dengan
sesuatu yang lain. Dengan cara tersebut diharapkan pendengar atau
pembaca akan lebih dapat menangkap maksud yang diharapkan penulis karena
benda yang dijadikan perbandingan tersebut sudah diketahui benar baik
wujud ataupun sifastnya oleh pendengar/ pembacanya. Metafora biasa juga
disebut perbandingan.
Contoh :kapan saudara berjumpa dengan lintah darat itu?
18. Metonimia merupakan suatu
cara mengemukakan sesuatu maksud dengan menggantikan dengan sifat, atau
nama, atau sesuatu yang merupakan cirri khas dari benda-benda tersebut.
Contoh : kami akan berangkat dengan Garuda pukul 07.30 WIB.
19. Oksimorom merupakan suatu
cara berbahasa denga menggunakan kata-kata yang berlawanan artinaya
dalam fase yang sama. Dengan cara tersebut biasanya kata yang
dikandungnya menjadi lebih keras atau lebih tegas.
Contoh : agar dapat merasa bahagia orang harus pernah menderita.
20. Paradox merupakan suatu cara
mengintensifkan maksud dengan mengemukan dua hal yang bertentangan
.sepintas lalu pernyataan tersebut tidak masuk akan, tetapi dibalkik
pertentangan itulah terletak intensitas makn a yang diharapkan.
Contoh : di tempat ramai begini, terasa hatiku semakin sepi.
21. Pararelisme merupakan suatu
cara berbahasa denga menjajarkan beberapa kata atau frase yang mempunyai
makna sama atau hmpir sama.denga cara demikian dihaarapkan maksud yang
terkandung di dalamnya menjadi semakin jelas.
Contoh : baik orang berpangkat maupun rakyatm melarat semua harus dihukum kalau memang bersalah.
22. Personifikasi biasa disebut
juga pengorangan, merupakan suatu cara memperjelas maksud dengan
menjadikan benda-benda yang digambarkan tersebut seperti manusia. Atau
dengan kata lain suatu cara berbahasa dengan menghidupkan benda-benda
mati denagn memberinya sifat-sifat seperti yang dimiliki oleh manusia.
Contoh : sebentar lagi matahari akan bangun dari ttempat peraduannya.
23. Pernyataan retoris merupakan
suatu cara menarik perhatian pendengan atau pembaca dengan mengajukan
pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban, karena sebenarnya jawaban atas
pertanyaan tersebut sudah diketahuinya.
Contoh : mungkinkah Tuhan akan mengabulkan doamu jika tanpa kau sertai usaha?
24. Polisendeton merupakan cara berbahasa dengan menggunakan beberapa kata sambung secara berurutan dalam suatu kalimat.
Contoh
: ia yakin bahwa kedua orang tuanya dan adik-adiknya dan kakak-kakaknya
dan semua familinya akan berdoa demi kebrhasilan usahanya.
25. Pleonasme merupakan suatu
cara memperjelas maksud dengan cara menggunakan kata berlebih. Biasanya
dengan member keterangan dibelakang kata atau bagian, kalimat yang
diperjelas maksudnya tersebut.
Contoh : benar, peristiwa itu kusaksikan dengan mata kepalaku sendiri.
26. Pretario (tautology)
merupakan suatu cara menyatakan sesuatu dengan menyembunyikan atau
merahasiakan apa yang ingin dinyatakan tersebut.
Contoh : tidak perlu kau sebutkan namanya, aku sudah tau siapa yang kau maksudkan.
27. Prolepsis disebut pula
antipasti, merupakan suatu cara berbahasa dengan menggunakan kata
tertentu lebih dulu, sebelum peristiwa atau gagasan yang sebenarnya
terjadi.
Contoh : Almarhum siang itu masih berboncengan Honda dengan anak laki-lakinya.
28. Repetisi atau pengulangan
merupakan suatu cara memperkuat makna atau maksud dengan mengulang kata
atau bagian kalimat yang hendak diperkuat maksudnya terdsebut.
Contoh : untuk mencapai cita-citamu itu, satu hal jangan kau lupakan ialah belajar, belajar dan sekali lagi belajar.
29. Sarkasme merupakan suatu ejekan atau sindiran dengan kata-kata yang kasar.
Contoh : tuli kamu ya, dipanggil dari tadi tidak datang-datang juga!
30. Sinekdose, merupakan suatu
cara menyatakan sesuatu dengan menyebutkan bagian-bagianya saja, atu
sebaliknya. Sinokse dibedakan menjadi dua, yaitu tutom pro parte
(menyatakan sebagian untuk keseluruhan) dan pars pro toto (menyebutkan
keseluruhan tapi yang dimaksudkan sebagian saja).
Contoh : Perang Dunia II berakhir pada tahun 1942 (totum pro parte)
Sudah lama saya tak melihat batang hidungnya (pars pro totot).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar