Jumat, 07 September 2012
Penyakit Asma dan Cara Pencegahan serta Pengobatannya
DEFINISI Penyakit asma (Bronchial asthma; Exercise-induced asthma)adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat sementara. |
PENYEBAB Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernafasan. Penyempitan ini menjadi penyabab asma dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga. Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas. Sel-sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Sel mast di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya: - kontraksi otot polos - peningkatan pembentukan lendir - perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. Sel mast mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu binatang. Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan juga bisa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien. Sel lainnya (eosnofil) yang ditemukan di dalam saluran udara penderita asma melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan penyempitan saluran udara. |
GEJALA Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih sering terbebas dari gejala asma dan hanya mengalami serangan serangan sesak nafas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu. Penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau setelah terpapar oleh alergen maupun iritan. Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan timbulnya gejala. Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai dengan nafas yang berbunyi (wheezing, mengi, bengek), batuk dan sesak nafas. Bunyi mengi terutama terdengar ketika penderita menghembuskan nafasnya. Di lain waktu, suatu serangan asma terjadi secara perlahan dengan gejala yang secara bertahap semakin memburuk. Pada kedua keadaan tersebut, yang pertama kali dirasakan oleh seorang penderita asma adalah sesak nafas, batuk atau rasa sesak di dada. Serangan bisa berlangsung dalam beberapa menit atau bisa berlangsung sampai beberapa jam, bahkan selama beberapa hari. Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk kering di malam hari atau ketika melakukan olah raga juga bisa merupakan satu-satunya gejala. Selama serangan asma, sesak nafas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa cemas. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat. Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara karena sesaknya sangat hebat. Kebingungan, letargi (keadaan kesadaran yang menurun, dimana penderita seperti tidur lelap, tetapi dapat dibangunkan sebentar kemudian segera tertidur kembali) dan sianosis (kulit tampak kebiruan) merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan perlu segera dilakukan pengobatan. Meskipin telah mengalami serangan yang berat, biasanya penderita akan sembuh sempurna, Kadang beberapa alveoli (kantong udara di paru-paru) bisa pecah dan menyebabkan udara terkumpul di dalam rongga pleura atau menyebabkan udara terkumpul di sekitar organ dada. Hal ini akan memperburuk sesak yang dirasakan oleh penderita. |
DIAGNOSA Diagnosa asma ditegakkan berdasarkan gejala asma yang khas. Untuk memperkuat diagnosa asma bisa dilakukan pemeriksaan spirometri berulang. Spirometri juga digunakan untuk menilai beratnya penyumbatan saluran udara dan untuk memantau pengobatan. Menentukan faktor pemicu asma seringkali tidak mudah. Tes kulit alergi bisa membantu menentukan alergen yang memicu timbulnya gejala asma. Jika diagnosisnya masih meragukan atau jika dirasa sangat penting untuk mengetahui faktor pemicu terjadinya asma, maka bisa dilakukan bronchial challenge test. |
PENGOBATAN
Obat pengontrol membantu meminimalkan peradangan yang
menyebabkan serangan asma akut.
Beta agonis kerja panjang: obat kelas ini secara kimia
berhubungan dengan adrenalin, hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal.
Beta agonis kerja panjang untuk inhalasi bekerja untuk menjaga saluran pernapasan terbuka selama 12 jam atau
lebih. Obat asma ini mengendurkan otot-otot saluran pernapasan, melebarkan
saluran dan mengurangi resistensi terhadap aliran udara yang dihembuskan,
sehingga lebih mudah untuk bernapas. Mereka juga dapat membantu untuk mengurangi
peradangan, tetapi obat asma ini tidak berpengaruh pada penyebab yang mendasari
serangan asma. Efek samping obat asma ini termasuk detak jantung yang lebih
cepat dan kegoyahan.
Kortikosteroid inhalasi adalah obat utama untuk obat
pengontrol asma. Steroid hirup ini bertindak lokal dengan berkonsentrasi pada
efek langsung dalam saluran pernapasan, dengan efek samping yang sangat sedikit
di luar paru-paru.
Ciclesonide , Beclomethasone , Fluticasone , Budesonide , Mometasone , Triamcinolone , Flunisolide , adalah obat asma
kortikosteroid yang dihirup.
Inhibitor leukotriene adalah kelompok lain obat pengontrol
asma. Leukotrien adalah zat kimia kuat yang menyebabkan respon inflamasi yang terlihat selama serangan asma akut. Dengan
menghalangi bahan kimia ini, inhibitor leukotriene mengurangi peradangan. Inhibitor
leukotriene dianggap sebagai lini kedua pertahanan terhadap asma dan biasanya
digunakan untuk asma yang tidak memerlukan kortikosteroid oral.
Zileuton, zafirkulast
dan montelukast adalah contoh inhibitor leukotriene.
Methylxanthine adalah kelompok lain obat pengontrol yang
berguna dalam pengobatan asma. Kelompok obat asma ini secara kimiawi berkaitan
dengan kafein. Methylxanthine bekerja sebagai bronkodilator kerja panjang, dahulu
obat asma ini umum digunakan untuk mengobati asma. Saat ini, karena efek
samping yang signifikan seperti kafein, obat asma sering digunkaan untk
pengobatan asma rutin. Teofilin dan aminofilin adalah contoh obat asma golongan
methylxanthine.
Obat asma lain adalah Natrium kromolin yang dapat mencegah
pelepasan bahan kimia yang menyebabkan peradangan pada asma. Obat asma ini
terutama bermanfaat bagi orang yang mengalami serangan asma akibat respon
penyebab alergi. Bila diminum secara teratur sebelum terkena allergen, natrium
kromolin dapat mencegah perkembangan serangan asma. Namun, obat asma ini tidak
ada gunanya setelah serangan asma tercetus.
Omalizumab adalah kelas baru obat asma yang bekerja dalam system
kekebalan tubuh. Penderita asma yang memiliki kadar immunoglobulin E (Ig E)
tinggi, sebuah antibody alergi, obat ini diberikan melalui suntikan yang dapat
membantu gejala yang sulit dikontrol. Obat asma ini menghambat pengikatan IgE
pada sel-sel yang melepaskan bahan kimia yang memperburuk gejala asma. Pengikatan
ini mencegah pelepasan mediator ini, sehingga membantu dalam mengendalikan
penyakit.
Obat penyelamat digunakan setelah serangan asma telah
terjadi. Obat asma ini tidak menggantikan obat pengontrol asma. Jangan hentikan
obat pengontrol asma selama serangan asma.
Obat Agonis beta kerja
cepat adalah obat penyelamat yang paling sering digunakan. Beta agonis kerja
cepat bekerja cepat, dalam beberapa menit, untuk membuka saluran pernapasan,
dan memberi efek biasanya selama empat jam. Salbutamol Sulfat adalah obat asma kerja
cepat yang paling sering digunakan dari golongan obat agonis beta.
Antikolinergik adalah golongan lain obat asma yang berguna
sebagai obat penyelamat selama serangan asma. Obat antikolinergik inhalasi
membuka saluran pernapasan, mirip dengan aksi agonis beta. Antikolinergik mempunyai
efek sedikit di bawah agonis beta, tetapi efeknya berlangsung lebih lama
daripada agonis beta. Obat antikolinergik sering digunakan bersama dengan obat
agonis beta untuk menghasilkan efek yang lebih besar daripada efek tunggalnya. Ipratropium bromide dalah obat antikolinergik
inhalasi saat ini yang digunakan sebagai obat asma penyelamat.
Obat Tradisional
Selain iitu, juga dapat dilakukan hal-hal-berikut :
Cara Perawatannya :
|
PENCEGAHAN Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah raga. Semoga bermanfaat....!!!!!!! |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar